TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 100 ribu orang pada Sabtu, 18 April 2020 melanggar aturan lockdown di Bangladesh dengan menghadiri acara pemakaman seorang ulama senior di distrik Brahmanbaria, Bangladesh yang juga politikus Partai Islam Bangladesh. Jumlah sebanyak itu dikonfirmasi oleh Asisten Khusus Perdana Menteri Bangladesh Shah Ali Farhad dan Juru bicara kepolisian wilayah Brahmanbaria, Imtiaz Ahmed.
Dikutip dari edition.cnn.com, pemakaman ulama Maulana Zubayer Ahmad Ansari telah melanggar aturan lockdown yang melarang tidak boleh lebih dari lima orang berkumpul atau melakukan salat berjamaah. Fakta adanya ribuan orang berkumpul di pemakaman Ansari telah menimbulkan kekhawatiran akan gelombang penyebaran virus corona dari acara pemakaman itu.
Ribuan orang melanggar aturan lockdown di Bangladesh dengan menghadiri pemakaman seorang ulama. Sumber: Anadolu Agency
Menurut Mohammad Mamunul Haque, Sekjen Partai Islam Bangladesh, sekitar 10 ribu orang memenuhi jalan-jalan utama di distrik Brahmanbaria. Mereka berjalan kaki dari berbagai arah demi bisa menghadiri acara pemakaman Ansari.
Kepolisian tidak bisa mengendalikan kerumunan massa. Walhasil, petugas yang berjaga ditarik dari lokasi. Sebuah investigasi akan dilakukan untuk mencari tahu bagaimana massa yang menyemut ini bisa dibiarkan berkumpul.
Sampai Minggu, 19 April 2020, kasus virus corona di Bangladesh tercatat 2.456 kasus. Sedangkan kematian akibat COVID-19 tercatat 19 orang. Namun sejumlah pejabat di Pemerintah Bangladesh menyebut jumlah yang sesungguhnya mungkin lebih dari itu karena kurangnya alat tes virus corona.