TEMPO.CO, Jakarta - Seorang laki-laki di Malaysia jalan kaki selama tiga hari dari Kota Kinabalu ke kampung halamannya di Kota Marudu, Malaysia. Perjalanan sejauh 120 kilometer itu dilakukan bersama seekor anjing karena laki-laki itu takut menjadi orang pembawa virus corona atau COVID-19.
Dikutip dari asiaone.com, laki-laki itu diketahui bernama Alixson Mangundok, 34 tahun, yang baru pulang bekerja dari Jepang pada 25 Maret 2020. Mangundok sangat waswas kalau dia membawa virus corona sehingga dia memutuskan untuk tidak naik transportasi umum atau meminta saudaranya menjemputnya.
“Setelah sampai di Bandara Internasional Kota Kinabalu, saya dipindai dan meskipun petugas medis mengatakan saya sehat dan saya tidak mengalami gejala terkena virus corona, namun saya tetap diminta ke Rumah Sakit Ratu Elizabeth untuk diperiksa lebih lanjut,” kata Mangundok.
Ilustrasi virus Corona. REUTERS/Dado Ruvic
Dalam perjalaan panjang itu, Mangundok hanya beristirahat di halte bus dan mengajak serta anjingnya yang diberi nama Hachiko. Dia menceritakan anjing itu tetap bersamanya sepanjang perjalanan sehingga Mangundok pun memutuskan untuk mengadopsinya.
“Di jalan, saya bertemu dengan aparat kepolisian dan keamanan lainnya yang sedang bertugas. Mereka bertanya saya mau kemana dan ketika saya sampaikan mau ke Kota Marudu, mereka kaget,” kata Mangundok.
Aparat keamanan menawarkan tumpangan, namun Mangundok menolak karena dia berjalan bersama anjingnya dan dia juga menghindari risiko kemungkinan menularkan virus corona yang dikhawatirkan ada padanya. Dalam perjalanan panjang itu, Mangundok memberi makan anjingnya namun dia sendiri tak mengkonsumsi apapun karena kelelahan telah membuat selera makannya hilang.
“Saya tidak langsung menemui orang tua saya ketika tiba di Kota Marudu, namun menuju ke sebuah pondok kecil di pertanian karena lebih aman bagi semua orang,” kata Mangundok.
Mangundok melakukan tes virus corona pada 7 April 2020 dan dia bertekad tidak akan menemui keluarganya hingga dia dinyatakan bebas dari virus corona. Mangundok yang punya dua anak ini sudah terbiasa bekerja di luar negeri sejak usia 18 tahun.