TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, membaik setelah dua malam di ICU gara-gara virus Corona (COVID-19). Mengutip kantor berita Reuters, selama di rumah sakit, Johnson mendapat pasokan oksigen untuk memudahkannya bernafas.
"Perdana menteri dalam kondisi stabil. Dia merasa nyaman dan tetap penuh semangat," ujur Menteri Kesehatan Muda Inggris, Edward Argar, sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu, 8 April 2020.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Johnson dilarikan ke St. Thomas Hospital pada Ahad kemarin. Ia dibawa ke rumah sakit karena menunjukkan gejala-gejala tertular virus Corona mulai dari demam tinggi hingga gangguan pernafasan.
Ketika dilarikan ke rumah sakit, Johnson sudah dalam kondisi kesulitan bernafas. Alhasil, ia langsung dibawa ke ICU untuk menerima perawatan intensif.
Argar melanjutkan bahwa Johnson belum akan keluar dari rumah sakit St Thomas dalam waktu dekat. Ia berkata, tim medis masih harus memantau perkembangan kesehatan Johnson.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Dominic Raab menyatakan bahwa dirinya cukup yakin Johnson akan segera pulih. Apalagi, setelah mengetahui kondisinya membaik. Raab berkata, Johnson bukanlah orang yang mudah menyerah, apalagi terhadap penyakit.
"Saya sangat yakin dia akan lekas pulih. Satu hal yang saya tahu tentang dia, dia adalah seorang petarung. Dia akan pulih dan kembali memimpin kita untuk melalui musibah ini," ujar Raab, yang menggantikan Johnson sebagai kepala pemerintahan, sebagaimana dikutip dari BBC. Untuk sementara ini, Raab akan menjalankan segala tugas dan fungsi Johnson, termasuk memimpin rapat kabinet dan rapat penanganan virus Corona.
Hingga berita ini ditulis, belum diketahui secara pasti apakah sakitnya Johnson akan mempengaruhi pengurangan lockdown yang diagendakan pekan depan. Argar, selaku Menteri Kesehatan Muda, memberi sinyal pengurangan akan dibatalkan karena bukti-bukti saintifik mengarah ke sana.
Adapun Inggris tercatat sebagai salah satu negara terdampak virus Corona di Eropa. Per hari ini, tercatat ada 55.940 kasus dan 6.171 korban meninggal akibat virus dengan nama resmi COVID-19 itu.
ISTMAN MP | REUTERS | BBC