TEMPO.CO, Jakarta - Joey Schouten, warga negara Belanda yang diduga menjadi pasien terinfeksi virus Corona pertama di Indonesia, membuka suara kepada Tempo ihwal ramainya pemberitaan mengenai dirinya.
Dalam beberapa pemberitaan, Joey, 21, disebut pernah dirawat di Rumah Sakit Aisyiyah, Malang, pada pertengahan Januari 2020 lalu.
Lewat pesan tertulis kepada Tempo, Joey mengatakan dia dirawat di tiga rumah sakit ketika menderita sakit. “Saya dirawat di RSK Budi di Blitar, RSI Aisyiyah, dan RS Saiful. Ini pertengahan Januari,” kata Joey saat saat dihubungi pada 27 Maret 2020.
Joey kemudian bercerita perihal pesan WhatsApp yang diterimanya pada pertengahan Maret dari Dhea Daritsh dari RS Aisyiyah, Malang. Saat itu, dia mendapat pesan berbunyi,”Halo mas Joey, saya Dhea Daritsh dari RSI Aisyiyah Malang. Terimakasih telah menghubungi saya tentang kunjungan sebelumnya pada 22 Januari 2020. Saya harap anda baik-baik saja. Dari hasil tes darah sebelumnya kami dapat memberi Anda hasil bahwa Anda positif untuk virus Corona (COVID-19) selama Anda tinggal di rumah sakit."
RSI Aisyiyah pada tanggal 21 Maret membantah bahwa seseorang bernama Joey Schouten pernah dirawat di sana, dan juga menegaskan bahwa tidak ada karyawan rumah sakit dengan nama Dhea Daritsh.
Joey menerangkan kepada Tempo bahwa pesan Whatsapp yang dia terima kemungkinan dikirim seseorang dari bagian resepsionis. "Dan perkiraan saya adalah bahwa dia memakai nama panggilan, dan itu bukan nama resminya," ucap dia.
Lebih lanjut, Joey menyebut selama dirawat, pihak rumah sakit tidak pernah membicarakan soal virus Corona. Saat itu, kata dia, Covid-19 masih menjadi sesuatu yang baru, dan sesuatu yang jauh dari realitas dirinya.
"Jadi saya tidak menghubungkan kemungkinan itu dengan apa yang saya derita," kata Joey.
Joey, menurut surat kabar Eindhovens Dagblad baru lulus studi desain grafik di Helmond, terbang ke Singapura pada awal Januari lalu. Dia lalu berjalan-jalan di Chinatown di negara itu. Banyak turis dari Cina juga ada di sana untuk berbelanja menjelang Tahun Baru Imlek.
Dari Singapura, Joey terbang ke Jawa Timur, dan beberapa hari sesudahnya dia menderita sakit. "Tiba-tiba saya demam 41 derajat. Untuk pertama kali dalam hidup saya, saya jatuh pingsan," kata Joey seperti dikutip koran Belanda itu.
Menurut Eindhovens Dagblad, Joey dirawat di RS Aisyiyah, di mana dia diinfus dan diperiksa dengan USG. Juga darahnya diambil sampai enam kali. "Dokter-dokter mengira saya flu berat, dan memberi saya berbagai obat," kata Joey. "Kebanyakan saya hanya tidur di rumah sakit, saya benar-benar lemas."
Selama di rumah sakit, Joey tidak dites untuk Corona, tambahnya.
Joey akhirnya pulih dan segera kembali ke Belanda. Pertama dia mengunjungi ibunya di Gemert, desa di bagian selatan Belanda, untuk kemudian ke tempat bapaknya di Malaga, Spanyol.
Tapi satu minggu setelah dia sampai di Malaga, seluruh Spanyol lockdown karena COVID-19. Saat itu Joey kembali bertanya-tanya tentang pengalamannya di Jawa Timur. Dia lalu mengontak dokter yang merawatnya di Malang, dan akhirnya diberi konfirmasi bahwa dirinya positif virus Corona.
Kepada Marcel Bosmans, wartawan koran Gemerts Nieuwsblad yang mewawancarai Joey lewat telepon minggu ini, Joey berkata bahwa dia berada dalam keadaan sehat sekarang. Gemerts Nieuwsblad adalah koran lokal di Gemert, kampung halaman Joey.
Marcel menuturkan kepada Tempo bahwa Joey pernah tinggal di Malang selama enam bulan ketika dia berumur 17 tahun. "Dia begitu kerasan di sana, sehingga dia bermaksud untuk kembali dan menetap lebih lama di Malang," kata Marcel. "Untuk itulah Joey singgah di Singapura di awal Januari untuk mengurus visa masuk ke Indonesia.
Menanggapi berita-berita dari Indonesia yang mempertanyakan kebenaran informasi Joey, Marcel berkata:"Joey mengatakan bahwa dia menyimpan pesan WA yang dia terima, dan juga nota rekening dari rumah sakit."
LINAWATI SIDARTO