TEMPO.CO, Jakarta - Tren pertumbuhan angka korban meninggal virus Corona (COVID-19) di Italia berangsur membaik. Dua hari terakhir, jumlah korban meninggal di Italia konsisten menurun usai mencapai puncaknya pada hari Sabtu kemarin, 793 orang.
"Angka jumlah korban meninggal harian menurun dari puncak, 793, di hari Sabtu menjadi 651 di hari Minggu dan 601 di hari Senin," sebagaimana dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 24 Maret 2020.
Tak hanya tren pertumbuhan angka korban meninggal yang memberikan kabar baik. Tran pertumbuhan kasus baru juga menunjukkan perbaikkan. Dari 6.577 kasus yang tercatat pada hari Sabtu, Senin kemarin tercatat ada 4.789 kasus baru atau nyaris 2000 lebih rendah.
Walau tren pertumbuhan tersebut memberikan sinyal positif, otoritas kesehatan Italia tidak ingin lengah. Kepala otoritas kesehatan untuk kawasan Lombardia, Giulio Gallera, menyatakan bahwa pertarungan belum usai. Walau begitu, ia tidak bisa menyembunyikan senyumnya dalam jumpa pers hari ini.
"Kita tidak bisa mengaku menang dulu. Tetapi, kita sudah melihat cahaya di ujung terowongan gelap ini," ujarnya.
Berbeda dibanding Gallera, Kepala Institute Kesehatan Nasional Italia Silvio Brusaferro bersikap waspada. Meski mengakui bahwa tren pertumbuhan kasus dan korban meninggal ini perlu ditanggapi positif, ia merasa terlalu cepat untuk menyatakan tren ini akan konsisten.
"Saya tidak punya keberanian untuk menyampaikan hal itu," ujarnya.
Hingga berita ini ditulis, Italia masih menjadi negara Eropa yang paling terdampak virus Corona (COVID-19). Total, tercatat ada 63.927 kasus dan 6.077 korban meninggal di sana.
Untuk meringankan ketimpangan jumlah tenaga medis dan jumlah pasien, pemerintah Italia meminta bantuan negara-negara Eropa. Jerman mengiyakan permohonan itu dan merawat beberapa pasien asal Italia di Dresden.
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA