TEMPO.CO, Jakarta - Inggris mengerahkan tentara untuk mengantarkan perlengkapan perlindungan tim medis ke banyak rumah sakit dan meminta masyarakat agar tidak keluar rumah serta menjaga jarak atau social distancing atau Pemerintah Inggris akan memberlakukan aturan yang lebih ketat demi mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19.
Pemerintah Inggris pada Senin, 23 Maret 2020, mengatakan militer Inggris akan membantu pengiriman jutaan perlengkapan perlindungan diri (PPE), seperti masker hingga peralatan perawatan kesehatan bagi petugas medis yang mengeluhkan mereka mulai kekurangan bahan-bahan. Di Inggris, sebanyak 281 orang meninggal karena virus corona dan dalam beberapa hari otoritas Inggris telah memberlakukan sejumlah aturan untuk membatasi penyebaran virus corona yang mematikan. Inggris tidak ingin kematian besar-besaran di negara lain yang sampai ribuan, terjadi di negara itu.
Seorang perempuan berjalan di jembatan Westminster mengenakan masker pelindung di tengah penyebaran virus Corona (COVID-19) di London, Inggris, 19 Maret 2020.[REUTERS]
Di tengah upaya memerangi penyebaran virus corona itu, tim medis yang berada di garda depan mengeluhkan kurangnya peralatan medis yang dibutuhkan sehingga mereka merasa tidak aman saat menjalankan tugas. Lebih dari 6 ribu dokter mengatakan mereka telah menempatkan nyawa mereka dalam risiko karena tanpa masker yang baru dan semakin menipisnya stok peralatan perlindungan diri.
Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock mengakui ada permasalahan yang muncul, namun pihaknya berjanji sejumlah langkah sudah diambil. Tentara Inggris akan mengerahkan truk-truk siang-malam untuk memasok suplai kebutuhan medis yang dibutuhkan tim medis.
“Ini seperti sebuah pertempuran, perang melawan virus dan militer telah berperan sangat hebat membantu logistik sehingga kami bisa mendapatkan suplai untuk melindungi mereka yang berada di garda depan,” kata Hancook, seperti dikutip dari aljazeera.com.
Inggris telah mengambil sejumlah tindakan dalam upaya mencegah penyebaran virus corona. Diantara langkah itu, yakni pada Senin kemarin Inggris mengurangi operasional layanan kereta api dan jadwal sidang dihentikan sementara. Sebelumnya Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga mengimbau jika memungkinkan diterapkan kerja dari rumah, menutup klub malam, tempat olahraga dan tempat-tempat nongkrong.