TEMPO.CO, Washington – Jumlah warga Amerika Serikat yang terinfeksi virus Corona melonjak drastis sebanyak 2.300 orang pada Rabu, 18 Maret 2020.
Ini membuat total jumlah orang yang terinfeksi virus Corona di 50 negara bagian menjadi 8.700 orang dengan sekitar 150 orang meninggal.
Sejumlah rumah sakit dan pegawai membuat sendiri masker wajah dan sering menggunakan masker yang sama dua kali. Dokter memohon kepada publik agar tidak keluar rumah dan menjaga jarak satu dengan lainnya.
“Kita bicara potensi ini berlangsung hingga 12 – 18 bulan,” kata Michael Osterholm, direktur Pusat Riset Penyakit Menular dan Kebijakan di Universitas Minnesota kepada CNN pada Rabu, 18 Maret 2020.
Osterholm menyebut Amerika sedang menghadapi perang melawan virus Corona.
“Kita harus merencanakan pertempuran harian dan ini merupakan perang. Kita masih menghadapi hari-hari di masa depan untuk bertempur.”
Osterholm mengatakan pemerintah dan manajemen rumah sakit harus memikirkan kesiapan rumah sakit tidak hanya untuk satu hari dan minggu tapi berbulan-bulan ke depan. “Kita berpotensi terkepung wabah ini selama berbulan-bulan,” kata dia.
Osterholm mengatakan ada dua masalah besar yang terjadi saat ini yaitu orang-orang yang tidak memiliki gejala tapi terinfeksi sehingga bisa menyebarkan ke orang lain tanpa diketahui. Kedua, ada masalah alat pengetesan di Amerika Serikat.
Menurur Dr Deborah Birx dari satuan tugas virus Corona bentukan Gedung Putih, jumlah orang yang terdiagnosa virus Corona akan melonjak dalam empat hingga lima hari ke depan.
Negara bagian New York melaporkan lebih dari 1.200 kasus infeksi virus Corona dalam dua belas jam pada Rabu kemarin. Lebih dari 500 berada di Kota New York City.
Illinois mencatat lonjakan kasus infeksi virus Corona sebanyak 128 kasus. Dan Florida mencatat ada 100 orang terbukti positif.
Gubernur Maryland, Larry Hogan, mengatakan sedang mengupayakan tambahan 6 ribu tempat tidur di rumah sakit karena jumlah kasus infeksi virus Corona terus bertambah. “Kami berupaya menangani semua ini ini,” kata Hogan.
Seperti dilansir Reuters, wabah virus Corona ini pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina bagian tengah. Virus ini menyebar di pasar hewan liar sejak Desember 2019 dan menginfeksi pelanggan yang membeli hewan liar. Kelelawar dan trenggiling disebut sebagai pembawa virus ini.