TEMPO.CO, Jakarta - Naiknya jumlah pasien virus corona atau COVID-19 di Amerika Serikat (AS) telah mendesak Presiden Donald Trump mengeluarkan kebijakan melarang para pelancong atau pendatang dari wilayah Eropa masuk ke Amerika Serikat. Kebijakan ini berlaku hingga beberapa pekan ke depan.
Keputusan Trump itu langsung menuai kritik dari warga Amerika yang sedang berada di Eropa.
Warga resah setelah Presiden Trump menerapkan kebijakan larangan masuk bagi pelancong atau pendatang yang baru tiba dari 25 negara di Eropa demi menekan virus corona. Sumber: Reuters
Jay Harrison, warga Amerika asal Atlanta, mengaku kecewa atas kebijakan Trump itu. Harrison yang sedang pelesiran waswas tak bisa pulang. Jika larangan itu berlaku selama 30 hari, maka itu pada akhirnya akan menyulitkannya dan memakan biaya yang sangat mahal.
Trump melarang masuk para pelancong atau pendatang dari 25 negara Eropa memasuki wilayah Negara Paman Sam selama 30 hari yang mulai Jumat, 13 Maret 2020. Namun aturan itu tidak berlaku bagi turis asal Inggris, Irlandia, dan warga Amerika sendiri.
Menurut Trump, dia harus mengambil langkah tegas seperti ini karena Uni Eropa dinilai gagal dalam menangkal virus corona. Banyak pendatang atau masyarakat yang menilai keputusan Trump itu tidak masuk akal.
"Ini benar-benar tidak masuk akal, kenapa melarang masuk Amerika padahal virus sudah menyebar di sana?," kata Leo Morta yang baru saja tiba di Paris, Prancis setelah terbang dari Los Angeles, Amerika Serikat.
Kebijakan Trump ini tidak melulu dihujani kritik. Paola Mesa, warga asal Barcelona, Spanyol, mendukung penuh keputusan Trump. Ia malah menyayangkan Spanyol yang tak menerapkan larangan perjalanan ke negaranya hingga 3 ribu kasus virus corona terdeteksi.
Kebijakan Presiden Trump ini juga telah berdampak pada sektor ekonomi, khusus sejumlah perusahaan penerbangan yang amat terpukul. Norwegian Air terpaksa menangguhkan sekitar 4 ribu penerbangan dan memulangkan sebagian pegawainya setelah saham mereka anjlok sebesar 22 persen pada Selasa, 10 Maret 2020.
"Aturan baru ini telah menyulitkan keadaan ekonomi. Kami mendesak pemerintah internasional segera mengambil tindakan untuk mengatasi kemerosotan ekonomi ini," kata CEO, Norwegian Air, Jacob Schram.
Sedangkan Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) mengatakan perusahaan penerbangan saat ini membutuhkan langkah-langkah darurat untuk melewati krisis (virus corona) ini, mendesak pemerintah untuk mengurangi biaya infrastruktur dan mengurangi pajak.
SAFIRA ANDINI | REUTERS