TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Komunikasi Turki mengecam perlakuan buruk yang dialami para pengungsi, yang diduga dilakukan oleh otoritas Yunani. Turki belum lama ini mengumumkan tidak akan menghentikan langkah para pencari suaka yang ingin ke Eropa.
Dikutip dari aa.com.tr, Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakis sebelumnya menuding Ankara sedang membantu ribuan imigran di wilayah perbatasan Turki yang ingin menyeberang ke Eropa. Tuduhan itu direspon oleh Direktur Komunikasi Turki, Fahrettin Altun.
“Kami menolak tuduhan Perdana Menteri Mitsotakis dan sebaliknya kami sangat khawatir atas buruknya perlakuan dan penggunaan kekerasan dalam menghadapi pengungsi oleh aparat penegak hukum dan keamanan dari badan pengawas perbatasan Yunani,” kata Altun.
Seorang pengungsi menggendong bayinya di depan polisi anti huru-hara saat bentrokan terjadi dekat kota Diavata di Yunani utara, 5 April 2019. Setelah mendengar isu dibukanya perbatasan ratusan pengungsi berjalan kaki dari sebuah kamp menuju perbatasan. REUTERS/Alexandros Avramidis
Menurut Altun, Turki sudah menampung lebih banyak pengungsi dibanding negara-negara lain. Turki juga telah menjadi sebuah benteng gelombang pengungsi dari Suriah dan negara mana pun.
Ankara sudah berulang kali mengeluhkan bahwa Eropa sudah cedera janji di bawah kesepakatan pengungsi Uni Eropa – Turki 2016, dimana Uni Eropa akan membantu para imigran dan menjembatani gelombang imigran. Altun mengatakan Uni Eropa juga sudah gagal memenuhi janji yang ingin memberikan bantuan keuangan dan kemanusiaan yang termaktub dalam kesepakatan itu.
“Imbasnya, Turki telah menghentikan upaya menghalangi para pengungsi yang ingin ke Eropa dan kami harus bersiap dengan kemungkinan masuknya pengungsi dari Kota Idlib, Suriah. Daripada saling menyalahkan, kami mendesak Yunani dan komunitas internasional untuk mencari solusi akar permasalahan munculnya gelombang imigran, salah satu contohnya perang sipil yang masih berlangsung di Suriah,” kata Altun.
Ribuan orang pencari suaka perlindungan memenuhi Provinsi Edirne, Turki, yakni sebuah wilayah yang berbatasan dengan Yunani dan Bulgaria. Para pengungsi itu ingin ke Eropa.
Perlakuan Yunani terhadap para pencari suaka itu diduga sangat kasar. Ada yang dipukuli, diserang, dilempari gas air mata, bahkan diduga ada yang meninggal. Turki saat ini sudah menampung hampir 4 juta pengungsi dari Suriah dan beberapa negara di dunia sehingga saat ini Ankara menegaskan tidak bisa lagi menampung gelombang pengungsi.