TEMPO.CO, Seoul – Pemerintah Korea Utara yang dipimpin pemimpin tertinggi Kim Jong Un menuding negara-negara Eropa berpikir tidak logis terkait sikap mereka dalam pertemuan tertutup di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pertemuan itu membahas peluncuran rudal yang dilakukan oleh Korea Utara pada awal pekan ini. Negara-negara Eropa mengecam tindakan Korea Utara itu.
“Inggris, Jerman, Prancis, Estonia, dan Belgia mengangkat isu peluncuran rudal oleh Korea Utara dalam rapat Dewan Keamanan pada Kamis lalu,” begitu dilansir Channel News Asia pada Sabtu, 7 Maret 2020.
Kelima negara itu mengecam tindakan Korea Utara dan menyebutnya sebagai pelanggaran jelas terhadap resolusi PBB.
Seperti diberitakan sebelumnya, militer Korea Utara menembakkan dua rudal jarak pendek di lepas pantai timur pada Senin. Ini terjadi setelah tiga bulan negara itu tidak melakukan peluncuran rudal.
Peluncuran rudal ini, yang diklaim militer Korea Utara sebagai hal rutin, dihadiri langsung oleh pemimpin tertingginya Kim Jong Un.
“Cara berpikir tidak logis negara-negara ini semakin mirip dengan Amerika Serikat, yang memusuhi kami,” kata juru bicara kementerian Luar Negeri Korea Utara dalam pernyataan yang dilansir kantor berita KCNA dan dikutip Channel News Asia pada Sabtu, 7 Maret 2020.
Juru bicara kemenlu Korea Utara ini, yang tidak disebutkan namanya, menuding pernyataan negara Eropa sebagai tindakan yang ceroboh dan dipengaruhi oleh AS.
Saudara perempuan Kim Jong Un yaitu Kim Yo Jong membela keputusan kakaknya untuk meluncurkan rudal. Dia beralasan peluncuran rudal ini tidak bermaksud untuk mengancam siapapun. Kim Yo Jong menempati posis senior di pemerintahan kakaknya itu.
Upaya PBB dan Amerika Serikat untuk melucuti senjata nuklir dan rudal Korea Utara belum menemukan titik terang. Presiden AS, Donald Trump, telah dua kali melakukan pertemuan puncak dengan Kim Jong Un namun gagal mencapai kesepakatan.