TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penerbangan Turkish Airlines dari Iran ke Istanbul, Turki, pada Selasa, 25 Februari 2020, dialihkan ke Ibu Kota Ankara atas permintaan Kementerian Kesehatan Turki. Beberapa stasiun televisi mewartakan dalam burung besi itu diduga ada sejumlah penumpang yang terinfeksi virus corona.
Dikutip dari reuters.com, sebanyak 17 penumpang dalam penerbangan itu diduga telah terinveksi virus corona. Dari jumlah tersebut, 12 orang berada dari daerah Qom, Iran. Para penumpang dalam pesawat itu akan menjalani karantina di Ankara.
Han Yi, seorang petugas medis dari Provinsi Jiangsu, bekerja di sebuah bangsal Unit Perawatan Intensif (Intensive Care Unit/ICU) Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, China tengah, pada 22 Februari 2020. Kasus infeksi virus corona mencapai lebih dari 79.930. Xinhua/Xiao Yijiu
Pesawat dengan nomor penerbangan yang tidak dipublikasi itu, terbang dari Ibu Kota Teheran dan sudah dijadwalkan akan mendarat di Kota Istanbul, Turki. Sebelumnya pada Minggu, 23 Februari 2020, Turki sudah menutup sejumlah wilayah perbatasannya dengan Iran dan mengurangi jumlah penerbangan masuk dari negara itu. Di Iran, jumlah kematian akibat virus corona sebanyak 16 orang.
Kantor berita Turki, Demiroren, memperlihatkan gambar sejumlah ambulan berbaris di samping pesawat Turkis Airlines di Ankara. Beberapa personel tampak menggunakan pakaian khusus perlindungan.
Maskapai Turkish Airlines pada Selasa, 25 Februari 2020, mengatakan pihaknya telah memperpanjang sejumlah pembatalan penerbangan ke kota-kota di Iran, kecuali penerbangan ke Teheran. Pembatalan ini sampai 10 Maret 2020 akibat penyebaran virus corona di Iran.
Sebelumnya pada Senin kemarin, Turkish Airlines sudah membatalkan penerbangan ke Mashhad, Isfahan, Tabriz dan Shiraz. Mereka juga sudah memangkas jumlah penerbangan dari Teheran menjadi dua kali per hari.