TEMPO.CO, Jakarta - Korea Selatan (Korsel) berencana melakukan tes terhadap lebih dari 200 ribu anggota jamaah Gereja Shincheonji yang diduga menjadi pusat penyebaran virus corona. Virus mematikan ini menyebar dengan cepat di Negeri Gingseng dan Iran serta mulai muncul di beberapa negara di Timur Tengah.
Dikutip dari reuters.com, Korea Selatan telah tercatat sebagai negara tertinggi dengan kasus virus corona di Asia di luar Cina. Di negara itu, ada 60 kasus baru sehingga total pasien yang terkena virus mematikan itu sekitar 893 orang, dimana 8 kasus berakhir dengan kematian. Dari jumlah tersebut pula, sekitar 60 persen pasien yang terkena virus corona terkait dengan Gereja Shincheonji.
Petugas medis membawa pasien terinfeksi virus corona di Chuncheon, Korea Selatan, 22 Februari 2020. Sebanyak 7 orang meninggal akibat virus corona dan ratusan lainnya terinfeksi. Yonhap via REUTERS
Penyebaran virus di Gereja Shincheonji diduga terjadi setelah seorang perempuan, 61 tahun, mengikuti ibadah di gereja itu dalam kondisi terinfeksi virus corona. Saat ini belum diketahui bagaimana perempuan itu awal mulanya bisa tertular.
Ketua Gereja Shincheonji mengatakan akan memberikan daftar nama-nama Jemaah gereja kepada otoritas di Korea Selatan, dimana media memperkirakan ada sekitar 215 ribu orang.
“Pemerintah akan melakukan tes pemeriksaan virus corona pada mereka semua secepatnya. Penting untuk seluruh anggota gereja itu diperiksa demi mencegah penyebaran virus dan melegakan kegelisahan masyarakat,” kata kantor Perdana Menteri Korea Selatan dalam sebuah pernyataan tertulis.
Sedangkan militer Amerika Serikat dan Korea Selatan telah menyatakan akan mengurangi jumlah latihan bersama karena penyebaran virus corona yang besar-besaran ini. Pengurangan jumlah latihan bersama ini dilakukan dalam sebuah kunjungan oleh Pentagon pada Senin, 24 Februari 2020 dan diterima oleh Menteri Pertahanan Korea Selatan Jeong Kyeong-doo, yang menyebut 13 tentara Korea Selatan sudah positif terkena virus corona.