TEMPO.CO, Sydney – Salah satu universitas terkemuka di Australia mengumumkan tawaran senilai 1.500 dolar Australia atau sekitar Rp14 juta untuk setiap mahasiswa Cina yang berkuliah di negeri Kangguru itu di tengah merebaknya wabah virus Corona atau COVID-19.
Syaratnya, mahasiswa Cina ini datang lewat negara ketiga karena ada larangan menerima mahasiswa yang langsung datang dari Cina terkait mewabahnya virus Corona.
Larangan ini akan berlaku hingga 29 Februari 2020.
“Pihak universitas merasa khawatir ribuan mahasiswa dari Cina bakal mundur dan mencari alternatif kampus lain jika tidak bisa melanjutkan sekolahnya dalam pekan-pekan ini,” begitu dilansir Reuters pada Jumat, 21 Februari 2020.
Pemerintah Australia mengatakan selama mahasiswa Cina berada di luar negaranya selama 14 hari dan kondisinya sehat maka diperbolehkan untuk melanjutkan studinya di sana.
Kampus Western Sydney University mengatakan akan menawarkan pembayaran insentif kepada mahasiswa asal Cina jika memenuhi ketentuan ini.
“Mahasiswa kami semangat untuk datang ke Australia dan memulai tahun akademik secepatnya,” kata juru bicara kampus seperti dilansir Reuters.
Karena ada potensi tambahan biaya dengan melakukan perjalanan lewat negara ketiga, kata dia,”Kampus menawarkan bantuan insentif keuangan tadi.”
Mahasiswa asing berkontribusi senilai 35 miliar dolar Australia per tahun bagi perekonomian Australia. Ini setara sekitar 317 triliun. Sedangkan mahasiswa Cina berkontribusi sekitar sepertiga dari nilai itu.
Virus Corona atau COVID-19 merebak dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina bagian tengah sejak Desember 2019 seperti dilansir Channel News Asia. Ini terjadi karena transmisi dari pasar hewan di Kota Wuhan, yang menjual berbagai hewan liar seperti kelelawar, dan trenggiling.