TEMPO.CO, Jakarta - Seorang seniman di Berlin mengacaukan pemberitahuan lalu lintas Google Maps dengan berkeliling membawa 99 ponsel yang terhubung ke layanan lokasi Google.
Simon Weckert, yang menamakan karyanya "Google Maps Hacks," turun ke jalan-jalan Berlin dengan gerobak merah kecil dan setumpuk ponsel bekas, yang ia pinjam dari teman dan disewa dari perusahaan ponsel pintar.
Weckert berjalan di jalan dekat Sungai Spree, yang tampak kosong dalam rekaman yang dirilisnya di YouTube, dan berhasil mengelabui Google Maps dengan berpikir bahwa pemakai ponsel tersebut sedang melaju dalam lalu lintas yang bergerak lambat.
Alhasil, Google Maps memberikan peringatan kemacetan lalu lintas untuk jalan-jalan yang dilalui 99 ponsel yang dibawa Weckert.
Salah satu kemacetan lalu lintas virtualnya, katanya, melewati kantor Google Berlin.
Dikutip dari CNN, 5 Februari 2020, Weckert menulis di situs webnya bahwa karyanya menyebabkan dampak dalam dunia fisik dengan mengubah rute mobil yang ingin terhindar dari kemacetan lalu lintas.
Dia mendapat ide itu setelah dia menghadiri demonstrasi di Berlin dan memperhatikan bagaimana orang-orang di ruang terbatas menciptakan "kemacetan lalu lintas virtual" di Google Maps ketika mereka perlahan bergerak maju.
Weckert sebenarnya tidak benar-benar meretas Google Maps.
"Yang saya benar-benar tertarik pada umumnya adalah hubungan antara teknologi dan masyarakat dan dampak teknologi, bagaimana hal itu membentuk kita," kata Weckert, dikutip dari Wired. Dia mengutip filsuf Marshall McLuhan, "Kami membentuk alat kami dan setelah itu alat kami membentuk kami."
"Saya punya perasaan sekarang bahwa teknologi tidak beradaptasi dengan kita, itu sebaliknya."
Weckert menambahkan bahwa karyanya menyoroti "kebutaan" yang muncul ketika orang berpikir tentang data sebagai "obyektif, tidak ambigu dan interpretasi bebas."
"Baik melalui mobil atau kereta atau unta, kami senang melihat penggunaan kreatif Google Maps karena membantu kami membuat peta berfungsi lebih baik dari waktu ke waktu," kata seorang juru bicara Google.
Juru bicara Google menambahkan bahwa ini adalah kasus yang jarang terjadi dan bahwa gerobak belum diidentifikasi sebagai transportasi oleh tim peneliti.
Karya Weckert datang hanya beberapa hari sebelum peringatan 15 tahun pendirian Google Maps.
Dia bukan satu-satunya orang yang mempermainkan metode pengumpulan data Google.
Pada 2015, Google menangguhkan alat pembuat peta bernaama Map Maker setelah orang iseng membuat marka tanah palsu, termasuk taman di Pakistan yang berbentuk seperti robot Android yang kencing di logo Apple.