Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Warga Minta Suaka ke Selandia Baru karena Perubahan Iklim

image-gnews
Teitiota, warga negara Kiribati, meminta suaka perlindungan ke Selandia Baru karena perubahan iklim. Sumber: telegraph
Teitiota, warga negara Kiribati, meminta suaka perlindungan ke Selandia Baru karena perubahan iklim. Sumber: telegraph
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus Ioane Teitiota, laki-laki warga negara Kiribati, yang meminta perlindungan karena terkena dampak perubahan iklim, menjadi sorotan Komite HAM PBB. Teitiota mengajukan suaka perlindungan ke Selandia Baru setelah mengklaim hidupnya dalam bahaya di negaranya asalnya sendiri karena perubahan iklim. 

Kiribati, negara asal Teitiota, berada di Pulau Pasifik yang berisiko menjadi negara pertama yang hilang akibat naiknya air laut. 

Komite HAM PBB memutuskan menolak permintaan Teitiota dengan dasar bahwa hidupnya tidak dalam kondisi bahaya, namun Komite HAM PBB juga menggaris bawahi bahwa suatu negara melanggar hak internasional rakyat jika mereka memaksa rakyat itu kembali ke negara asal mereka padahal perubahan iklim menjadi ancaman langsung kehidupan mereka. 

Dalam putusannya, Komite HAM PBB mengutip pasal 6 dan 7 Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik, yang menjamin hak individu untuk hidup. 

Teitiota, warga negara Kiribati yang meminta suaka perlindungan ke Selandia Baru karena perubahan iklim. Sumber: abc.net.au

Pengungsi yang selamat dari dampak krisis iklim tidak boleh dipaksa pulang ke rumah oleh negara yang menampung mereka. Keputusan PBB itu sekaligus menyoroti nasib orang yang terkatung-katung di penjuru dunia karena banjir bandang dan dampak iklim lainnya. 

“Tanpa upaya nasional dan internasional yang kuat, dampak perubahan iklim di negara-negara penerima dapat membuat seorang individu terampas hak-haknya,” demikian bunyi putusan Komite HAM PBB. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Putusan Komite HAM PBB itu mungkin tidak akan berdampak secara langsung pada suatu warga negara atau negara lain mengingat bahwa situasi buruk Kiribati dianggap masih belum memenuhi persyaratan hingga klaim Teitiota dikabulkan.  Akan tetapi keputusan itu dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap klaim-laim berikutnya di kemudian hari karena jumlah orang yang terpaksa meninggalkan tempat tinggal mereka akibat perubahan iklim darurat, meningkat. 

Kekeringan, gagal panen dan naiknya permukaan air laut diperkirakan akan memaksa puluhan juta orang pindah ke daerah lain di tahun-tahun mendatang. Sebuah studi pada 2018 oleh Bank Dunia menemukan 143 juta orang di hampir wilayah Asia Selatan, Afrika sub-Sahara dan Amerika Latin berisiko menjadi korban perubahan iklim. 

"Mengingat bahwa risiko seluruh negara bisa terendam air adalah risiko yang sangat ekstrem. Kondisi hidup di negara seperti itu mungkin menjadi tidak sesuai dengan hak untuk hidup bermartabat sebelum risikonya direalisasikan," demikian bunyi putusan Komite HAM PBB. 

Sebuah panel yang terdiri dari beberapa negara yang fokus menangani Perubahan Iklim mengidentifikasi Kiribati adalah satu dari enam negara di Kepulauan Pasifik yang paling terancam oleh kenaikan permukaan air laut. Laporan panel tersebut mengklaim erosi pantai dan pencemaran air tawar, bisa membuat Kiribati menjadi negara yang tidak dapat dihuni pada awal tahun 2050. 

Kiribati adalah salah satu kelompok negara-negara di Kepulauan Pasifik yang mengkhawatirkan perubahan iklim dalam beberapa tahun terakhir, tetapi negara itu telah menghadapi perlawanan dari Australia yang secara geografi berada di dekatnya.

Galuh Kurnia Ramadhani | edition.cnn.com

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ketua HAM PBB 'Ngeri' dengan Laporan Kuburan Massal di Rumah Sakit Gaza

2 hari lalu

Orang-orang bekerja untuk memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 21 April 2024. REUTERS/  Ramadhan Abed
Ketua HAM PBB 'Ngeri' dengan Laporan Kuburan Massal di Rumah Sakit Gaza

Ketua HAM PBB Volker Turk mengatakan dia "ngeri" dengan hancurnya fasilitas medis Nasser dan Al Shifa di Gaza dan laporan adanya kuburan massal.


Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

4 hari lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.


Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

7 hari lalu

Ilustrasi badai taifun yang muncul di Samudera Pasifik. (friendsofnasa.org)
Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

8 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.


5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

8 hari lalu

Mobil melewati jalan yang banjir saat hujan badai di Dubai, Uni Emirat Arab, 16 April 2024. REUTERS/Abdel Hadi Ramahi
5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab


PBB: Israel Masih Batasi Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

9 hari lalu

Warga Palestina membawa kotak bantuan yang didistribusikan sebelum hari raya Idul Fitri di Deir Al-Balah, di Jalur Gaza tengah, 8 April 2024. REUTERS/Ramadan Abed
PBB: Israel Masih Batasi Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Kantor HAM PBB mengatakan Israel masih membatasi masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan bahwa tindakan itu melanggar hukum.


Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

13 hari lalu

Anomali suhu udara permukaan untuk Maret 2024. Copernicus Climate Change Service/ECMWF
Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.


Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

19 hari lalu

Seseorang memegang gambar aktivis iklim Greta Thunberg ketika para aktivis menandai dimulainya Pekan Iklim di New York selama demonstrasi yang menyerukan pemerintah AS untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim dan menolak penggunaan bahan bakar fosil di New York City, New York, AS, 17 September 2023. REUTERS/Eduardo Munoz
Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.


Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

22 hari lalu

Ilustrasi hujan. REUTERS
Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

Setidaknya ada tiga faktor utama yang menyebabkan curah hujan di Kota Bogor selalu tinggi. Namun bukan hujan pemicu seringnya bencana di wilayah ini.


Green Day akan Tampil di Panggung Konser Iklim

25 hari lalu

Billy Joe Armstrong dari Green Day tampil membawakan lagu
Green Day akan Tampil di Panggung Konser Iklim

Grup musik punk Green Day akan tampil dalam konser iklim global yang didukung oleh PBB di San Francisco