Jeritan wanita dan anak-anak terdengar ketika bom-bom dari pesawat AS itu berjatuhan dalam kurun waktu sekitar empat menit. Penduduk tetap berada di dalam rumah karena jam malam yang diberlakukan Taliban, yang baru dicabut pada saat fajar.
Sementara itu di Jenewa, Komite Palang Merah Internasional (ICRC) "mengutuk" penghancuran gudang-gudangnya dalam serangan AS ke Kabul dan menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan. "ICRC menyatakan lagi bahwa menyerang atau menduduki fasilitas yang bertanda Palang Merah merupakan pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan internasional," kata komite itu dalam sebuah pernyataan.
Palang Merah mengatakan, tiga gudangnya hancur dalam serangan AS Jumat meski palang-palang besar berukuran tiga kali tiga meter dipasang di setiap atap gudang tersebut di kompleks ICRC. "Bangunan-bangunan itu menyimpan sejumlah besar pangan dan selimut yang sedang dibagikan ICRC kepada sekitar 55.000 orang cacat dan warga lain yang rawan serangan," katanya.
Pemboman gudang ICRC Jumat itu merupakan serangan sejenis kedua di Kabul sejak AS memulai serangan pada 7 Oktober dengan sasaran milisi Taliban yang berkuasa di Afghanistan dan jaringan Usamah bin Ladin, yang dituduh mendalangi serangan teroris 11 September terhadap New York dan Washington.
Sebelumnya ICRC sudah memberi tahu AS mengenai lokasi fasilitasnya di Afghanistan setelah pengeboman terhadap sebuah gudang ICRC di lokasi yang sama pada pada 16 Oktober lalu. Mereka juga "mengutuk pendudukan dan penjarahan" kantor-kantornya di kota strategis Mazar-i-Sharif yang diambil alih orang-orang bersenjata tiga hari lalu. (AFP/Reuters/Antara/Sam Cahyadi)