TEMPO.CO, Jakarta - Seorang polisi India selamat setelah peluru mengenai dompetnya selama protes anti-undang-undang kewarganegaraan India.
Beberapa koin, empat kartu ATM, dan gambar dewa Siwa di dalam dompet yang disimpan di sisi dalam jaketnya melindungi seorang polisi dari peluru yang ditembakkan di distrik Firozabad, Uttar Pradesh.
Dikutip dari Gulf News, 23 Desember 2019, polisi bernama Vijender Kumar bertugas pada hari Sabtu saat demonstrasi berlangsung di Firozabad serta bagian lain di Uttar Pradesh dan di tempat lain di India, yang memprotes Undang-Undang Kewarganegaraan India (CAA) yang kontroversial.
"Saya sedang bertugas dengan peralatan anti huru hara saya ketika sebuah peluru yang ditembakkan oleh para perusuh menghantam tubuh saya. Peluru merobek jaket tetapi tersangkut di dompet yang disimpan di sisi dalam jaket di posisi dada. Dompet berisi beberapa koin, empat kartu ATM dan gambar Dewa Siwa," katanya.
Petugas polisi menarik rambut seorang demonstran saat melakukan protes menentang undang-undang kewarganegaraan baru, di Lucknow, India, 19 Desember 2019. Penanda-tanganan RUU Kewarganegaraan baru tersebut akan mempercepat kewarganegaraan bagi agama minoritas, termasuk Hindu, Sikh, Buddha, Jain, Parsis, dan Kristen, dari Afganistan, Bangladesh, dan Pakistan yang tiba di India sebelum 2015. REUTERS/Pawan Kumar
Kumar mengaku beruntung bahwa peluru itu meleset yang membuatnya selamat.
Sementara itu, para pejabat senior mengatakan situasi di Firozabad, yang telah menyaksikan kekerasan akibat protes, memegang kenadli pada hari Minggu.
Pasar tetap buka di sebagian besar distrik dan orang-orang membeli barang-barang penting, bahkan ketika polisi dan personel melakukan pawai bendera di distrik itu, kata para pejabat.
Uttar Pradesh dan beberapa bagian negara India telah dilanda protes oleh orang yang menentang Undang-Undang Amendemen Kewarganegaraan (CAA) dan usulan penyusunan Daftar Kewarganegaraan India (NRC).