TEMPO.CO, Jakarta - Militer Iran telah memulai pembangunan sejumlah terowongan bawah tanah di markas Imam Ali di Suriah. Ini menjadi bagian kunci dari infrastruktur militer Iran, yang terkoneksi dari Suriah ke Lebanon lewat Irak.
Terowongan ini bakal menjadi tempat penyimpanan senjata dan memfasilitasi pergerakan pasukan. Gambar dari satelit seperti dilaporkan Fox News menunjukkan konstruksi markas bawah tanah ini telah dibangun selama lebih dari setahun.
Sejumlah media regional Arab dan nara sumber dari Rusia menuding Israel melakukan serangan udara di sekitar lokasi ini sejak Juni 2018.
“Terowongan ini memiliki panjang sekitar 130 meter dan cukup lebar untuk dilewati mobil,” begitu dilansir Jpost pada Selasa, 10 Desember 2019.
Gambar dari satelit Image Sat International menunjukkan salah satu terowongan itu sedang dalam proses pengerjaan konstruksi, yang dipercepat setelah terkena serangan pada 9 September 2019.
Pasca serangan itu, Korps Garda Revolusi Islam Iran menembakkan roket ke arah Israel dekat Damaskus.
“Pengerjaan ekskavasi terowongan ini tidak hanya karena adanya serangan udara tadi tapi juga sebagai pembelajaran setelah terkena serangan itu,” begitu dilansir ISI.
Media Fox News melansir telah berkonsultasi soal ini dengan petugas intelijen Barat soal informasi dari gambar satelit ini. AS menghubungkan sembilan serangan di sekitar markas AS di area itu dengan kelompok terkait Iran.
Serangan-serangan itu melibatkan roket. Pada saat yang sama, pemerintah Irak menuding militer Israel terlibat dalam sejumlah serangan pada Juli dan Agustus.
Pemimpin kelompok milisi Asaib Ahl al-Haq, Qais Khazali, telah mengancam AS dan Israel. Sedangkan New York Times melaporkan pada pekan lalu Iran telah mentransfer rudal balistik jarak pendek ke Irak.
Militer Iran sedang membangun pangkalan militer Imam Ali di dekat perlintasan perbatasan di Abukamal, Suriah. Perbatasan ini kembali dibuka pada September 2019 setelah ditutup karena perang dengan ISIS. Israel dan Iran berperang di Suriah sejak beberapa tahun terakhir.