TEMPO.CO, London – Dua korban tewas penusukan di Jembatan London Bridge, London, Inggris, mendapat pujian dari kolega dan keluarga karena keberaniannya.
Kedua korban bernama Jack Merritt, 25 tahun, dari Cambridgeshire di Inggris timur, dan Saskia Jones, 23 taun, dari Warwickshire di West Midlands.
Keduanya tewas akibat luka tusukan oleh bekas narapidana teroris Usman Khan pada Jumat, 29 November 2019.
“Jack merupakan orang yang cerdas, penuh pemikiran, dan berempati yang sedang membangun masa depan, dan menjalani karir dengan membantu orang-orang di dalam sistem hukum,” kata keluarga Merrit seperti dilansir Channel News Asia pada Ahad, 1 Desember 2019.
Sedangkan keluarga Jones menggambarkannya sebagai seorang yang lucu, baik, berpengaruh positif terhadap banyak orang. “Dia bertunjuan menjalani hidup secara penuh dan haus akan pengetahuan, membuatnya menjadi pribadi terbaik,” kata keluarga Jones.
Merritt dan Jones sedang berpartisipasi dalam acara di dekat jembatan London Bridge terkait program inisiatif rehabilitasi narapidana.
Merritt merupakan seorang koordinator mata kuliah di Universitas Cambridge untuk institute kriminologi. Sedangkan Jones merupakan relawan dalam acara yang sama.
Usman Khan merupakan salah satu partisipan dari narapidana yang mengikuti acara itu. Dia muncul ke lokasi acara bersenjata tajam dan menikam lima orang. Dia juga membawa rompi berbahan peledak palsu. Polisi menembaknya hingga tewas di lokasi.
Khan merupakan partisipasi dalam program Learning Together, yang diselenggarakan oleh Cambrige. Program ini diperuntukkan bagi narapidana. Khan ikut program ini saat menjalani hukuman delapan tahun di penjara Whitemoor di Inggris timur terkait kasus terorisme.
Dia keluar dari penjara setelah menjalani sekitar setengah dari masa tahanannya. Peristiwa penikaman di London Bridge ini memicu perdebatan politik di Inggris menjelang kampanye pada 12 Desember 2019.