TEMPO.CO, Jakarta - Sekjen PBB Antonio Guterres pada Minggu, 1 Desember 2019, menyebut upaya dunia untuk menghentikan perubahan iklim belum memadai sama sekali. Ada sebuah bahaya dari pemanasan global yang mungkin tidak bisa dipulihkan.
“Dunia punya ilmu pengetahuan dan teknis untuk membatasi pemanasan global, yang kurang hanyalah itikad politik. Ada titik dimana perubahan iklim tak dapat dipulihkan lagi,” kata Guterres, Minggu, 1 Desember 2019, dalam konferensi perubahan iklim internasional.
Seekor beruang kutub terlihat di tempat sampah di kawasan industri di kota Norilsk, Rusia, 17 Juni 2019. Perubahan iklim merusak habitat beruang kutub dan memaksa mereka mencari makanan ke permukiman di kota. REUTERS/Irina Yarinskaya/Zapolyarnaya Pravda
Dikutip dari apnews.com, perwakilan dari 200 negara di seluruh dunia pada 2 – 13 Desember 2019 akan berusaha melakukan finalisasi aturan perubahan iklim Paris 2015. Diantara hal yang akan dibahas adalah bagaimana menciptakan sistem perdagangan internasional yang ramah lingkungan dan membantu negara-negara miskin yang menderita akibat kenaikan air laut serta konsekuensi lainnya karena perubahan iklim.
“Masih ada harapan, jangan berputus asa. Perang terhadap alam harus berhenti dan kita semua tahu ini bukan hal yang mustahil,” kata Gutteres.
Dalam kesepakatan perubahan iklim Paris 2015, disetujui untuk membatasi perubahan iklim di bawah 2 derajat celcius. Rata-rata suhu bumi saat ini sudah naik sekitar 1 derajat celcius sehingga sulit mematok target ambisius bagi penurunan pemanasan global. Sekarang ini sudah muncul tuntutan dari generasi muda agar dilakukan lebih banyak tindakan penyelamatan bumi.