TEMPO.CO, Jakarta - Merek busana ternama meminta maaf pada Jumat kemarin setelah dikecam karena menjual model pakaian mirip seragam tahanan korban Holocaust Nazi Jerman.
Loewe, merek busana mewah yang berbasis di Spanyol, menjual pakaian itu sebagai bagian dari koleksi kapsul William De Morgan, yang diluncurkan pada 14 November dan terinspirasi oleh pabrikan Inggris abad ke-19. Barang-barang dalam koleksi dijual dengan harga lebih dari US$ 5.000 atau Rp atau Rp 70 juta lebih, menurut laporan CNN, 25 November 2019.
Banyak yang mengkritik pakaian itu, termasuk Diet Prada, akun pengamat industri fashion di Instagram, mengutip kesamaan dengan seragam kamp konsentrasi yang dikenakan oleh para korban Holocaust, yang juga terdiri dari kemeja bergaris-garis, kancing kancing dan celana yang serasi.
Tahanan Holocaust berbaris.[encyclopedia.ushmm.org]
Loewe mengeluarkan permintaan maaf melalui akun Instagram mereka dan sejak itu menghapus produk dari situs webnya.
"Sangat menarik perhatian kami bahwa salah satu katalog kami yang ditampilkan di majalah dan bagian dari kerajinan dan seni keramik kami William De Morgan bisa disalahartikan pada salah satu momen paling menjijikkan dalam sejarah umat manusia," bunyi pernyataan itu. "Itu sama sekali bukan niat kami dan kami meminta maaf kepada siapa pun yang mungkin merasa kami tidak peka terhadap kenangan suci tersebut. Produk-produk yang ditampilkan telah dihapus dari penjualan komersial kami."
Ini bukan pertama kalinya merek fashion mendapat kecaman karena menjual pakaian yang mengingatkan pada Holocaust.
Zara, yang juga berbasis di Spanyol, meminta maaf pada 2014 karena menjual kaus bergaris bintang kuning, yang juga menyerupai seragam yang dikenakan oleh tahanan kamp konsentrasi Yahudi.
Perusahaan itu mengatakan bahwa kemeja itu sebenarnya diilhami oleh bintang-bintang sheriff dari film-film Klasik Barat, tetapi dengan cepat menarik pakaian serupa seragam korban Holocaust hanya beberapa jam setelah diluncurkan.