TEMPO.CO, Santiago – Menteri Keuangan Cile, Ignacio Briones, memperingatkan publik ekonomi negara menghadapi dampak buruk pasca demonstrasi yang diwarnai bentrokan selama tiga pekan terakhir.
Mata uang peso melemah 10 persen, yang merupakan pelemahan tertinggi terhadap dolar.
“Briones mengatakan pelemahan peso menjadi tanda yang mengkhawatirkan dan dia memantaunya terus,” begitu dilansir Reuters pada Rabu, 13 November 2019.
Dia meminta warga Cile mengembalikan situasi keadaan menjadi normal agar bisnis bisa bergerak dan masyarakat bisa bekerja setelah mogok massal selama berminggu-minggu unjuk rasa.
Demonstrasi ini dipicu kebijakan pemerintah menaikkan harga tiket kereta api, yang menjadi sarana transportasi utama di negara ini.
Publik turun ke jalan karena harga tiket sudah naik sebelumnya pada Januari. Mereka memprotes dan membakar ratusan stasiun kereta api serta keretanya.
Briones memperkirakan demonstrasi rusuh ini telah merugikan ekonomi sebanyak US$3 miliar atau sekitar Rp42 triliun.
“Aksi unjuk rasa damai sudah menyampaikan pesannya dan itu terefleksi dari tindakan yang diambil pemerintah dan oposisi,” kata dia kepada media.
Presiden Cile, Sebastian Pinera, mengecam unjuk rasa yang diwarnai bentrokan antara pemrotes dan polisi pada Selasa malam di Santiago dan kota lainnya.
Dia mengancam akan memproses secara hukum semua orang yang dianggap bertanggung jawab di bawah undang-undang keamanan negara yang ketat dengan ancaman hukuman yang keras.
“Situasi yang berbahaya dengan tindak kekerasan mengancam demokrasi kita, hukum, dan hak semua warga Cile terutama yang paling rawan,” kata Pinera.
Pinera berharap publik Cile mau mendukung tiga kesepakatan nasional yaitu mengembalikan keamanan, membangun masyarakat yang setara, dan membuat konstitusi baru untuk menggantikan konsitusi lama yang dibuat pada masa pemerintahan diktator Augusto Pinochet pada 1973 – 1990.