TEMPO.CO, Jakarta - Israel membunuh komandan senior kelompok militan Palestina, Jihad Islam, dalam serangan ke Jalur Gaza pada Selasa. Kematian komandan Jihad Islam dibalas salvo roket sampai ke Tel Aviv.
Serangan rudal Israel menghantam rumah seorang pejabat Jihad Islam di Damaskus, kata media pemerintah Suriah, seperti dilaporkan Reuters, 12 November 2019. Serangan itu menewaskan dua orang termasuk salah satu putra pejabat itu, kata kelompok itu dan media pemerintah Suriah. Israel menolak berkomentar.
Ketika suara roket Palestina dan serangan udara Israel bergema di seluruh wilayah perbatasan Gaza dan Israel, pemimpin Jihad Islam Khaled Al-Batsh berbicara di pemakaman rekannya yang tewas, Baha Abu Al-Atta.
"Israel melakukan dua serangan terkoordinasi, di Suriah dan di Gaza, dalam sebuah deklarasi perang," katanya. Pelayat menembakkan senjata ke udara, meneriakkan "balas dendam!"
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggambarkan Al-Atta sebagai "bom waktu yang berdetak", yang bertanggung jawab atas serangkaian serangan roket, drone dan sniper lintas-perbatasan baru-baru ini.
"Israel tidak tertarik pada eskalasi, tetapi kami akan melakukan segala yang diperlukan untuk melindungi diri kami sendiri," kata Netanyahu. "Ini bisa memakan waktu. Yang dibutuhkan adalah stamina dan kepala yang dingin."
Bahaa Abu al-Ata telah selamat dari beberapa upaya pembunuhan dalam beberapa tahun terakhir.[AFP/Al Jazeera]
Dikutip dari New York Times, Jihad Islam mengatakan bahwa istri komandan juga terbunuh dalam serangan itu, pada jam 4 pagi, yang menurut militer Israel adalah serangan rudal dari jet tempur.
Waktu serangan itu, di tengah negosiasi yang berkepanjangan dan berisiko tinggi tentang siapa yang akan memimpin pemerintahan Israel berikutnya, membuat beberapa pengkritik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menuduh bahwa serangan itu bermotif politik. Netanyahu bersikeras bahwa waktunya ditentukan oleh kepala keamanan Israel, yang rekomendasinya hanya disetujui olehnya.
Sebelum pukul 6 pagi, para militan di Gaza mulai menembakkan rentetan roket ke arah Israel selatan dan tengah dari daerah kantong pantai Palestina. Jihad Islam menyebut serangan Israel sebuah deklarasi perang terhadap rakyat Palestina.
Sekolah dan bisnis ditutup di wilayah metropolitan Tel Aviv ketika sirene serangan udara meraung dan rudal Iron Dome mencegat puluhan roket. Puluhan ribu orang Israel berlindung di tempat perlindungan bom.
Selama berbulan-bulan, Jihad Islam Palestina telah memainkan peran jahat di Gaza, di mana Hamas dan Israel telah berulang kali mencapai kesepakatan informal untuk menenangkan ketegangan.
Pembunuhan Abu al-Ata terjadi setelah periode yang relatif sepi di sepanjang perbatasan, meskipun ada beberapa serangan roket sporadis baru-baru ini pada 1 November.
Militer Israel mengatakan Abu al-Ata bertanggung jawab atas tembakan roket ke kota Sderot pada bulan Agustus, dan ia diawasi selama seminggu terakhir karena ia merencanakan serangan baru khusus terhadap Israel.
Seorang juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Jonathan Conricus, mengatakan serangan pada hari Selasa diatur untuk meminimalkan kemungkinan kematian atau cedera lainnya.
Sekitar 160 roket ditembakkan ke Israel menjelang sore, di mana sekitar 60 roket telah dicegat oleh sistem pertahanan rudal, kata militer Israel. Setidaknya satu orang terluka oleh pecahan peluru pada sore hari, kata para pejabat.
Sekitar pukul 11 pagi, Israel melakukan serangan udara lain di Gaza yang diklaim untuk mencegat Jihad Islam meluncurkan roket.