TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memerintahkan pasukan militer Israel untuk terus melakukan serangan masif di Jalur Gaza dan memperkuat pasukan dengan pengerahan tank, artileri, dan pasukan infantri.
Baca: Milisi Gaza Tembakkan 250 Roket ke Israel, Mengapa?
Eskalasi semakin panas di perbatasan menyusul serangan roket milisi Gaza ke wilayah Israel kemarin, 4 Mei 2019 sebagai balasan atas serangan udara Israel sehari sebelumnya disebabkan 2 prajuritnya ditembaki penembak jitu di Gaza.
Menurut Pasukan Pertahanan Israel atau IDF, sebanyak 430 roket ditembakkan milisi Gaza ke wilayah Israel dalam kurun waktu kurang dari 24 jam.
Baca: Menang Pemilu, Benjamin Netanyahu Jadi Pemimpin Israel Terlama
Mengutip Sputnik News, 5 Mei 2019, serangan roket bertubi-tubi membuat IDF menyerang balik Hamas dan teroris lainnya. Militer Israel juga menyerang gedung yang menjadi kantor intelijen militer Hamas dan kantor keamanan umum di Jalur Gaza.
Ketegangan Israel-Palestina meningkat pada Maret 2018. Saat itu Palestina memulai protes massal bertajuk Great March of Return di perbatasan Gaza. Sedikitnya 300 warga Palestina tewas dan lebih dari 17 ribu orang terluka akibat bentrokan dengan pasukan keamanan Israel.
Baca: Amerika Bakal Umumkan Rencana Perdamaian Palestina-Israel
Situasi tegang Israel-Hamas menurun pada April lalu dengan digelarnya pertemuan dengan pihak-pihak yang berkonflik. Mesir dan PBB menjadi mediator. Pertemuan ini untuk menghapus blokade di Jalur Gaza dan langkah-langkah mendukung sosial dan ekonomi.