TEMPO.CO, Jakarta - Penusukan anggota parlemen pro-Cina, Junius Ho Kwan-Yiu, memicu perdebatan terkait keamanan menjelang pemilu Hong Kong yang akan diselenggarakan pada 24 November 2019. Peristiwa penusukan ini memunculkan spekulasi pemilu bakal ditunda.
Ho mengalami penusukan saat berkampanye di Tuen Mun, pada Rabu pagi 6 November 2019. Sekutu politik Ho mengutuk serangan itu dan mengeluhkan kerusuhan di Hong Kong menempatkan mereka dalam posisi kurang menguntungkan menjelang pemilu.
Gambar yang diambil dari video menunjukkan detik-detik sebelum Junius Ho diserang.[South China Morning Post]
Ho menjadi sosok yang dibenci dari gerakan pro-demokrasi setelah ia terlihat bersalaman dengan orang-orang yang diyakini terlibat dalam penyerangan terhadap demonstran dan penumpang stasiun MTR Yuen Long pada 21 Juli 2019. Kantornya di dua distrik dirusak dan kuburan orang tuanya dinodai.
Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, yang berbicara di Cina, mengutuk serangan terhadap Ho dan menyatakan keprihatinannya untuk tindak kekerasan yang telah meluas.
Martin Lia Cheung, pemimpin kelompok pro-pemerintah menentang tindak kekerasan menjelang pemilu. Cheung juga mendesak pemerintah agar segera mengambil tindakan menegakkan keadilan menjelang pemilu.
Ketua Partai Aliansi Demokratik Kemajuan Hongkong, Starry Lee Wai mengatakan pihaknya tidak merasa perlu untuk membahas penundaan pemilu menyusul terjadinya kasus ini.
“Kami menuntut pemerintah memperkuat langkah-langkah keamanan di setiap TPS pada 24 November nanti,”kata Lee.
Politikus Ip Kwok-Him yang juga penasihat Lam mengatakan pemerintah dapat memutuskan apakah akan memajukan pemilu seminggu lebih cepat dari tanggal yang sudah ditentukan.
“Jika pada 17 November masih ada kerusuhan besar seperti pada 1 Oktober, maka pemerintah harus benar-benar mempertimbangkan kelanjutan pemilu ini,” kata Ip.
Mengutip South China Morning Post, Kamis 7 November 2019, ketua kamp demokrasi, Tanya Chan mengatakan setidaknya tujuh kandidat mereka telah diserang sejak Juli 2019 dan mendesak polisi menyelidiki kasus-kasus tersebut. Chan mengatakan serangan Ho tidak banyak berpengaruh pada pemilu karena sebagian besar penduduk menolak kalau pemilu ditunda.
Ho mencalonkan diri dalam pemilu Hong Kong 2019 melalui konstituensi Lok Tsu Tuen Mun. Dia akan melawan anggota partai demokrat Lo Chun-Yu dan Chiang Ching-Man.
Beberapa spekulasi luas di dunia maya menyebut serangan pada Rabu kemarin dapat menyebabkan pelaksanaan pemilu Hong Kong ditunda. Dalam unggahan di LIHKG, yakni sebuah forum online bagi pengunjuk rasa, terlihat seorang pengguna menulis “Setelah Ho diserang, pemerintah mungkin membatalkan pemilu”.
Muncul pula komentar di Facebook yang mengatakan pemerintah Hong Kong mungkin menggunakan insiden penyerangan pada Ho sebagai alasan untuk menunda atau membatalkan pemilu.
KANIA SUKU | SOUTH CHINA MORNING POST
Sumber: