TEMPO.CO, Washington – Pengamat isu terorisme mengatakan ada dua orang calon pengganti pemimpin ISIS, Abu Bakr al Baghdadi, yang tewas dalam serangan pasukan komando Amerika Serikat pada Ahad pekan lalu.
Pengamat Hisham al-Hashemi, mengatakan ada dua calon yang berpotensi sebagai pengganti yaitu Abu Othman al-Tunsi, dan Abu Saleh al-Juzrawi, yang juga dikenal sebagai Haji Abdullah.
Al-Tunsi merupakan warga negara Tunisia, yang mengepalai Dewan Syura ISIS, yang merupakan dewan legislatif dan konsultatif.
Sedangkan Abdullah merupakan seorang warga negara Arab Saudi, yang menjalankan Komite Delegasi dan bersifat eksekutif.
Namun, kedua calon ini relatif kontroversial karena latar belakang keduanya bukan berkewarganegaraan Suriah atau Irak, yang mendominasi pasukan gerilya ISIS. “Ini bisa memicu pembelotan,” kata Al Hashemi.
Sedangkan pengamat Aymenn Jawad Tamimi, seorang akademisi yang mempelajari kelompok jida, mengatakan Abdullah bisa saja ditunjuk sebagai pengganti Baghdadi.
“Dia muncul dalam dokumen ISIS sebagai deputi dari Baghdadi, dan setahu saya dia tidak mati,” kata Tamimi.
Ada kabar lain yang belum terverifikasi bahwa Abdullah Qardash, yang merupakan bekas perwira militer Irak, telah ditunjuk sebagai pengganti Baghdadi sebelum tewas pada pekan lalu.
Namun, Tamimi dan Hashemi menyebut kabar yang dilansir media propaganda Amaq itu sebagai berita bohong.
“Berita itu tidak disebarkan di kanal resmi ISIS jadi pasti berita bohong,” kata Tamimi, yang mengumpulkan berbagai berita soal ISIS.
Menurut Hashemi, ada berita dari intelijen Irak bahwa Qardash tewas dua tahun lalu. “Putri Qardash juga ditahan oleh intelijen Irak,” kata Hashemi sambil menyebut keluarga memastikan Qardash telah tewas pada 2017. ISIS dan Al Baghdadi beroperasi di Suriah dan Irak.