TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dari Turki mengatakan surat Donald Trump untuknya mencerminkan tidak adanya rasa hormat.
Presiden Recep Tayyip Erdogan dari Turki menuduh Presiden Trump pada hari Jumat telah melanggar sopan santun diplomatik dan politik, dengan mengiriminya surat yang mengancam akan menghancurkan ekonomi Turki jika dia menyerang Suriah, menurut New York Times, 19 Oktober 2019.
"Kami tidak akan melupakan kurangnya rasa hormat ini," kata Erdogan kepada wartawan di Istanbul.
Awal bulan ini, Trump memberi Turki lampu hijau untuk menyerang Suriah utara, menarik kembali 1.000 tentara Amerika dan meninggalkan para milisi Kurdi yang selama bertahun-tahun berjuang berdampingan dengan tentara Amerika untuk mengalahkan kelompok ekstrimis ISIS. Erdogan menganggap para milisi Kurdi itu sebagai teroris yang bermusuhan dengan Turki.
Keputusan Trump muncul setelah percakapan telepon dengan Erdogan dan menentang saran dari penasihat militer senior.
Sebuah surat 9 Oktober dari Presiden AS Donald Trump kepada Presiden Turki Presiden Turki Tayyip Erdogan memperingatkan Erdogan tentang kebijakan militer Turki dan rakyat Kurdi di Suriah, dirilis oleh Gedung Putih di Washington, AS 16 Oktober 2019. [Gedung Putih / Selebaran melalui Reuters]
Saat kritik terhadap keputusan Trump semakin menguat, Gedung Putih mengeluarkan surat dari Trump kepada Erdogan sebagai bukti bahwa Donald Trump tidak pernah mengizinkan invasi Turki.
"Mari kita bekerja sama untuk membuat kesepakatan bagus! Anda tidak ingin bertanggung jawab atas pembantaian ribuan orang, dan saya tidak ingin bertanggung jawab karena menghancurkan ekonomi Turki, dan akan saya melakukannya," tulis isi surat Donald Trump yang dikutip dari CNN.
"....Jangan menjadi orang yang keras. Jangan menjadi orang bodoh," tutup Trump dalam suratnya untuk Erdogan.
Pejabat Turki mengatakan bahwa surat itu telah membuat Erdogan sangat marah sehingga ia membuangnya ke tempat sampah, meskipun tidak jelas apakah itu secara harfiah atau metaforis.
Namun pejabat Turki, dengan syarat anonim, mengatakan kepada Middle East Eye bahwa Erdogan marah dan membuangnya ke tempat sampah. Surat bertanggal 9 Oktober dibalas dengan peluncuran Operation Peace Spring pada pukul 4 sore, hari yang sama ketika Erdogan membaca surat Donald Trump.