TEMPO.CO, Jakarta - Rumah mode Dior meminta maaf secara terbuka karena telah memperlihatkan sebuah peta Cina tanpa Taiwan. Atas kesalahan itu Dior dihujat di media sosial.
Permohonan maaf yang disampaikan Dior itu menambah panjang rumah mode yang tersangkut skandal integritas teritorial Cina setelah Coach, Versace dan Givenchy. Dior adalah merek produk fashion yang dikenal sangat mahal.
"Pertama-tama Dior menyampaikan permohonan maaf mendalam atas pernyataan yang keliru dan salah faham yang dibuat oleh seorang staf Dior di sebuah acara di kampus," tulis Dior yang diunggah media sosial Weibo, Kamis, 17 Oktober 2019.
Permohonan maaf Dior ini menjadi topik paling populer di Weibo pada Kamis, 17 Oktober 2019 dan menjadi kalimat paling dicari terbanyak kedua di situs media sosial itu.
Dalam keterangannya disebut, Dior menghormati kebijakan satu Cina, kedaulatan dan integritas teritorial negara itu. Dior berjanji akan mencegah kesalahan seperti itu tidak terjadi lagi di kemudian hari.
Permohonan maaf yang disampaikan Dior itu terkait sebuah kejadian ketika Dior memberikan presentasi di sebuah kampus yang memamerkan toko-tokonya di penjuru Cina. Namun dalam peta Cina itu, Taiwan tidak ada. Kesalahan itu segera diketahui oleh beberapa undangan yang hadir, yang bertanya kenapa tidak ada pulau Taiwan di peta itu.
Staf yang memberikan paparan mengatakan gambar yang diperlihatkannya terlalu kecil sehingga Taiwan akan terlihat jauh lebih kecil untuk diperlihatkan saat presentasi. Namun seorang mahasiswa menyanggah dengan menyebut Taiwan lebih besar dari pulau Hainan, yakni pulau di selatan Cina yang ternyata muncul di peta yang dipaparkan itu. Staf itu lalu beralasan Hong Kong dan Taiwan hanya akan masuk ke paparan Dior soal 'Greater China'.
Kejadian ini terekam dan tersebar di Weibo hingga memancing kemarahan dari sejumlah pengguna media sosial itu. Beberapa pengguna media sosial menyerukan agar staf Dior itu dipecat saja.