Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pasukan Kurdi Suriah Merasa Dikhianati Amerika Serikat

image-gnews
Milisi di perbatasan keamanan baru di bawah komando Syrian Democratic Forces (SDF) menari selama prosesi kelulusan di Hasaka, timur laut Suriah, 2 januari 2019.[REUTERS]
Milisi di perbatasan keamanan baru di bawah komando Syrian Democratic Forces (SDF) menari selama prosesi kelulusan di Hasaka, timur laut Suriah, 2 januari 2019.[REUTERS]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Kurdi yang menjaga pangkalan militer AS di Suriah utara merasa dikhianati oleh Amerika Serikat setelah Donald Trump membuka jalan untuk serangan Turki.

"Amerika menjual kami dan kami tidak berharap mereka membantu kami melawan pasukan Turki," kata seorang milisi Kurdi, seperti dikutip dari CNN, 12 Oktober 2019.

Personel Amerika di pangkalan militer AS di Suriah utara enggan berbicara karena masalah ini sensitif. Namun tampak hubungan milisi dan personel AS tercoreng akibat kebijakan baru Trump.

Meski pasukan AS telah mundur dari daerah perbatasan di mana Turki menggelar operasi militernya untuk membersihkan pasukan Kurdi, tapi masih ada personel militer Amerika yang dikerahkan di seluruh bagian Suriah utara.

Pasukan AS dan militer Turki melakukan patroli bersama di area mekanisme keamanan di timur laut Suriah, 4 Oktober 2019. Amerika Serikat menarik mundur pasukannya dari Suriah utara pada Senin, setelah Turki berencana menyerang milisi SDF Kurdi yang merupakan sekutu AS. U.S. Army/Staff Sgt. Andrew Goedl/Handout via REUTERS.

Donald Trump salah klaim dengan mengatakan, "Kita sudah tidak memiliki pasukan di Suriah." Faktanya, AS masih memiliki 1.000 pasukan di Suriah, menurut pejabat militer AS. Pasukan AS dipindahkan dari pos pengamatan perbatasan di wilayah yang digempur Turki, tetapi belum ditarik dari Suriah.

Kurang dari satu jam setelah Donald Trump menyampaikan pernyataan itu, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri menegaskan kembali misi militer di Suriah sedang berlangsung.

"Kami telah dan masih memiliki misi militer yang signifikan di sana untuk memastikan kekalahan ISIS, juga untuk menjaga stabilitas Suriah timur laut dan wilayah kami memiliki misi penting yang lain di dekat wilayah timur," katanya.

Sementara itu di Amerika, seperti banyak orang Kurdi yang tinggal di Amerika Serikat, Lava Antar, mengalami kesulitan tidur minggu ini, sering terbangun untuk mengecek laporan jet dan artileri Turki yang menghantam tanah air mereka di Suriah timur laut dan mengetahui bahwa putra tetangganya di Suriah yang berusia 30 tahun itu terbunuh.

"Kami merasa dikhianati, kami merasa marah," kata Antar, seorang mahasiswa berusia 26 tahun, dikutip dari Reuters.

"Kami telah membantu AS, seperti, 11.000 orang tewas untuk ini," katanya. "Apakah karena aku Kurdi maka aku harus dibunuh?"

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Anak-anak di belakang sebuah truk ketika mereka melarikan diri dari kota Ras al Ain, Suriah 9 Oktober 2019. Tentara Turki juga mulai menggempur pangkalan dan depot amunisi dari milisi YPG Kurdi. Serangan artileri, yang juga menargetkan posisi senapan dan sniper YPG, ditujukan ke lokasi yang jauh dari daerah perumahan. REUTERS / Rodi Said

Biro Sensus AS memperkirakan ada sekitar 21.000 orang keturunan Kurdi di Amerika. Ratusan di antaranya berunjuk rasa pada Jumat di depan gedung pengadilan federal di Nashville, rumah bagi konsentrasi terbesar Kurdi-AS.

Pejabat Deplu AS menyatakan keprihatinan serius tentang operasi Turki tetapi tidak sampai mengkritik Trump.

"Serangan itu membahayakan sekutu kita dalam perang melawan teror, (Pasukan Demokratik Suriah)," kata pejabat itu. "Ini mengurangi upaya kita untuk mengalahkan ISIS dengan menarik pasukan SDF dari pertempuran di selatan dan terus terang memaksa pasukan kita untuk fokus pada aspek militer invasi."

SDF telah menjadi mitra kunci AS dalam perang melawan ISIS. Tak lama setelah Turki meluncurkan operasinya, SDF menghentikan operasi kontra-teroris mereka terhadap ISIS untuk fokus pada serangan Turki.

Untuk saat ini, pasukan AS masih ditempatkan bersama dengan SDF di tempat lain di Suriah dan tetap di tempat lain seperti Manbij, menurut seorang pejabat pertahanan AS.

Masih bekerja dengan SDF, namun untuk operasi kontra-ISIS telah ditangguhkan sehingga mereka tidak melakukan operasi bersama, menurut pejabat yang sama.

Menteri Pertahanan Mark Esper mengatakan pada hari Jumat bahwa AS tidak meninggalkan sekutu Kurdinya, bahkan ketika ia menjelaskan bahwa AS tidak akan campur tangan dalam pertempuran.

"Kami tidak meninggalkan pasukan mitra Kurdi kami dan pasukan AS tetap bersama mereka di bagian lain Suriah," kata Esper di Pentagon.

"Kami tetap berkoordinasi erat dengan Pasukan Demokratik Suriah yang membantu kami menghancurkan kekhalifahan fisik ISIS, tetapi saya tidak akan menempatkan anggota personel Amerika di tengah konflik berkepanjangan antara Turki dan Kurdi, ini bukan alasan kami berada di Suriah," kata Esper.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

1 hari lalu

Pria Palestina duduk di reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza utara, 22 April 2024. PkkREUTERS/Mahmoud Issa
Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.


Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

2 hari lalu

Aktris Jun Ji Hyun. (Soompi)
Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.


10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

3 hari lalu

Warga Afghanistan berkumpul untuk naik bus saat mereka bersiap untuk kembali ke rumah, setelah Pakistan memberikan peringatan terakhir kepada migran tidak berdokumen untuk pergi, di halte bus di Karachi, Pakistan 29 Oktober 2023. REUTERS/Akhtar Soomro
10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?


Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

4 hari lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.


Pemimpin Tertinggi Iran untuk Pertama Kali Tanggapi Serangan ke Israel, Begini Katanya

5 hari lalu

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, bertemu dengan keluarga salah satu anggota Korps Garda Revolusi Islam yang tewas dalam serangan udara Israel di kompleks kedutaan Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, saat upacara pemakaman di Teheran, Iran, 4 April 2024. Kantor Pemimpin Tertinggi Iran/WANA (Kantor Berita Asia Barat)/Handout via REUTERS
Pemimpin Tertinggi Iran untuk Pertama Kali Tanggapi Serangan ke Israel, Begini Katanya

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei untuk pertama kalinya bereaksi terhadap serangan negaranya terhadap Israel awal bulan ini


4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

7 hari lalu

Sejumlah rudal Iran dipamerkan selama parade militer tahunan di Teheran, Iran, 22 September 2023. Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

Iran memiliki kapasitas teknis dan industri untuk mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) atau Rudal Balistik Antarbenua.


Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

7 hari lalu

Fasilitas Nuklir Iran di Isfahan.[haaretz]
Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

Iran menjadi salah satu negara yang mengembangkan nuklir. Ada jasa Amerika dalam hal itu.


Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

8 hari lalu

Anggota Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) menghadiri latihan militer pasukan darat IRGC di daerah Aras, provinsi Azerbaijan Timur, Iran, 17 Oktober 2022. WANA NEWS AGENCY/ REUTERS
Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

Konsulat Iran di Damaskus diserang Israel. Garda Revolusi Iran beri serangan balasan dengan tembakkan ratusan rudal ke Israel akhir pakan lalu.


Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

8 hari lalu

Presiden Turki Tayyip Erdogan menghadiri konferensi pers dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz (tidak dalam gambar) di Kanselir di Berlin, Jerman, 17 November 2023. REUTERS/Liesa Johannssen
Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.


Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

9 hari lalu

Ilustrasi digital nomad (Pixabay)
Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?