TEMPO.CO, Jakarta - Singapura dijadikan pusat penelitian, berbagi pengetahuan, dan pelatihan bagi seluruh anggota ASEAN untuk menghadapi berbagai kejahatan siber.
Pusat pelatihan, penelitian, dan berbagi informasi tentang kejahatan siber yang diberi nama ASEAN-Singapure Cybersecurity Centre of ExcelleNce atau ASCCE akan menghabiskan dana sebesar US$ 30 juta selama 5 tahun. Dana itu untuk membuat program kebijakan dan program-program teknis bagi para peserta.
Menurut Menteri Komunikasi dan Informasi Singapura, S. Iswaran, ASEAN yang telah membuat kemajuan dalam mengkoordinasikan dan memperkuat berbagai upaya siber membutuhkan membangun momentum seperti ini untuk mempererat kemitraan regional dan internasional dalam keamanan siber.
Mengutip laporan Asia Times, 3 Oktober 2019, pusat pelatihan utama ASCCE akan siap beroperasi pada kuartal kedua tahun 2020. Lokasinya di North Bridge Road di City all.
ASCEE selain akan melibatkan para ahli dan pelatih top ASEAN untuk mendisain dan melakukan program kapasitas keamanan siber, juga akan bekerja sama dengan mitra internasional termasuk Australia, Kanada, Uni Eropa, Jepang, Selandia Baru, Korea Selatan, Inggris dan Amerika Serikat.
Pembentukan ASCEE juga sejalan dengan kesepakatan seluruh anggota ASEAN untuk memenuhi prinsip 11 norma sukarela yang direkomendasikan dalam laporan Grup PBB tentang Ahli Pemerintahan tentang Pembangunan dalam Bidang Informasi dan Telekomunikasi dalam Konteks Keamanan Internasional.
Menurut Iswaran, ASEAN merupakan kelompok regional pertama dan satu-satunya yang sudah mengikuti norma tersebut. ASEAN juga telah diakui komisi internasional atas pemikiran progresif dalam menangani kejahatan siber.