TEMPO.CO, Jakarta - Musim hujan hingga memicu banjir bandang di wilayah utara India telah menewaskan hampir 139 orang. Sejumlah rumah sakit dan sekolah tergenang banjir yang sangat kotor.
Menurut Badan Meteorologi India atau IMD, musim hujan pada 2019 ini adalah yang terparah sejak 1994 dan mengklasifikasikannya di atas normal. Musim hujan telah berlangsung lebih lama, yang biasanya berlangsung dari Juni sampai September. Namun memasuki Oktober ini, hujan masih turun di sejumlah negara bagian di India.
Dikutip dari aljazeera.com, Selasa, 1 Oktober 2019, dalam empat hari terakhir sebanyak 111 orang di wilayah negara bagian Uttar Pradesh, tewas. Sedangkan 28 orang tewas dari wilayah Bihar.
We need your help in helping #Patna in this difficult time. You can help by sharing this or by volunteering.
We're distributing Sattu and Water Bottles to support everyone for 4-6 days in #MalahiPakri, #Kankarbagh and #RajendraNagar
For help, reach out to +91-9756017150. pic.twitter.com/evDriL2fh0
— Feeding India (@FeedingIndia) 1 Oktober 2019
Pada Senin, 30 September 2019, diperkirakan 100 orang tewas di dua negara bagian yang memiliki total populasi lebih dari 300 juta jiwa. Sekitar 900 tahanan terpaksa dipindah dari penjara di distrik Ballia di Uttar Pradesh ke penjara lain yang lebih aman guna memastikan keamanan dan kesehatan setelah air hujan membanjiri ruang-ruang tahanan.
Penduduk di ibu kota Patna, yang berpenduduk dua juta jiwa menggunakan pelampung agar bisa menyelamatkan diri dari banjir bandang yang merendam rumah-rumah mereka. Kendati hujan sudah mulai reda, namun sejumlah titik di Patna masih rendam air sehingga memaksa sejumlah sekolah ditutup.
Sejumlah gambar memperlihatkan air hujan merendam bangsal-bangsal rumah sakit dan kawasan pemukiman penduduk. Petugas penanganan bencana mendistribusikan susu, pisang dan air minum ke penduduk lewat perahu-perahu karet. Rekaman video yang beredar di media sosial memperlihatkan banjir telah menyebabkan kemacetan dan gangguan listrik di kota Patna.