TEMPO.CO, Jakarta - Kemungkinan dilakukannya pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani di sela sidang umum tahunan PBB di New York, Amerika Serikat, semakin tipis. Kecilnya peluang itu menyusul serangan drone terhadap dua fasilitas pengolahan minyak mentah Arab Saudi pada akhir pekan lalu.
"Saya tidak yakin ketika di New York nanti kami akan berbicara banyak soal ini, begitu pula Kerajaan Arab Saudi," kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, seperti dikutip dari reuters.com, Jumat, 20 September 2019.
Sidang tahunan PBB rencananya akan dilakukan pada tahun depan. Publik dunia menantikan apa yang akan terjadi dan apa yang akan disarankan Sekjen PBB Antonio Guterres kepada Dewan Keamanan PBB untuk memainkan perannya terkait serangan pada Sabtu, 14 September 2019 terhadap dua fasilitas pengolahan minyak mentah Arab Saudi.
"Kami menginginkan sebuah resolusi damai, tentu saja kami berfikir untuk mewujudkan hal itu," kata Pompeo.
Kilang minyak Arab Saudi. Sumber: EPA/dailymail.co.uk
Amerika Serikat dan sekutunya Arab Saudi menyalahkan Iran atas serangan dua fasilitas pengolahan minyak mentah terbesar Arab Saudi. Kedua negara itu meyakinkan akan memperlihatkan bukti-bukti untuk menguatkan tudingan itu.
Iran dituding sebagai sekutu kelompok garis keras Houthi di Yaman. Kelompok itu sejak 2015 diperangi oleh militer Arab Saudi. Houthi sebelumnya telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap fasilitas pengolahan minyak Arab Saudi itu.
Duta Besar Arab Saudi di PBB Abdallah Al-Mouallimi pada Rabu, 18 September 2019, mengundang para ahli di PBB untuk bersama-sama menginvestigasi serangan itu.
"Sejumlah tanda-tanda memperlihatkan serangan ini tidak muncul dari wilayah Yaman seperti diklaim oleh kelompok teroris Houthi. Senjata yang digunakan untuk menyerang dua fasilitas pengolahan minyak itu pun buatan Iran," kata Al-Mouallimi.