TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok radikal Taliban kembali memperingatkan Amerika Serikat akan menyesal mengabaikan perundingan damai dengan kelompok itu. Taliban dalam peringatannya menyebut telah merampas distrik Yangi Qala di Afganistan dalam tempo dua pekan.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada akhir pekan lalu membatalkan rencana pertemuan dengan perwakilan Taliban di Camp David, Amerika Serikat, setelah pada awal pekan lalu sebuah serangan bom mematikan di ibu kota Kabul yang menewaskan seorang tentara Amerika Serikat dan 11 orang lainnya. Pertemuan itu ditujukan untuk mengakhiri perang Afganistan - Taliban yang telah berkecamuk puluhan tahun.
Taliban mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.
Sebelumnya Taliban memperingatkan Amerika Serikat akan menderita kekalahan yang lebih besar karena urung melakukan perundingan damai dengan kelompok itu. Pada Selasa, 10 September 2019, Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengulangi kembali bahwa Washington akan menyesal karena tidak melakukan perundingan dengan kelompk itu. Dia meyakinkan Taliban akan turus memerangi pendudukan asing di tanah Afganistan.
Sementara itu pada Selasa, 10 September 2019, distrik Yangi Qala yang terletak di wilayah utara Provinsi Takhar, jatuh ke tangan Taliban setelah pasukan militer Afganistan memutuskan mundur karena takut jatuhnya korban yang lebih besar. Afganistan mengirimkan pasukan tambahan dalam upaya memukul mundur Taliban dari wilayah itu dan mengklaim puluhan militan garis keras Taliban tewas dalam upaya itu.
Yangi Qala jatuh ke tangan Taliban setelah beberapa hari sebelumnya Taliban menguasai daerah Anar Darah yang terletak di wilayah barat Afganistan.