TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat tinggi keamanan nuklir Cina mengecam tindakan AS yang memasukan perusahaan nuklir Cina ke dalam daftar hitam.
Liu Hua, kepala Administrasi Keselamatan Nuklir Nasional, mengatakan multilateralisme dan proteksionisme AS di belakang langkah ini akan meningkatkan kepentingan perusahaan di kedua negara, tetapi dapat mendukung penelitian dan pengembangan perusahaan-perusahaan Cina dan meningkatkan kreativitas mereka.
Liu juga menunjukkan bahwa pasar untuk kerja sama nuklir luas, dan bahwa negara-negara lain, selain AS, sudah terlibat dalam industri nuklir Cina.
Prancis dan Rusia adalah di antara mitra kerja sama nuklir Cina dan proyek-proyek kerja sama, termasuk fasilitas tenaga nuklir dan pabrik pemrosesan ulang, kata Liu, dikutip dari South China Morning Post, 4 September 2019.
"Kami berharap AS menghentikan praktik yang salah ini dan menyelesaikan masalah melalui konsultasi yang adil," kata Liu, pada konferensi pers pada Selasa dalam perilisan buku putih pertama Cina tentang keselamatan nuklir.
Departemen Perdagangan AS menempatkan China General Nuclear Power Group (CGN) dan anak-anak perusahaannya ke daftar hitam pada Agustus, menuduh perusahaan-perusahaan itu "terlibat dalam atau memungkinkan upaya untuk memperoleh teknologi dan bahan nuklir AS yang canggih untuk pengalihan penggunaan militer di Cina".
CGN mengatakan kepada media pemerintah Cina, Securities Times, setelah analisis awal kelompok itu percaya bahwa dampak pada pengembangan CGN akan terbatas. Pada Juli, CGN memiliki 23 reaktor nuklir yang beroperasi dengan kapasitas 25 gigawatt dan lima sedang dibangun dengan kapasitas 6,35 gigawatt.
Para ahli juga mengatakan daftar hitam oleh AS tidak akan berdampak besar pada Cina.
"Cina memiliki kerja sama dengan beberapa negara kecuali AS, dan Cina akan menjadikan nuklir sebagai industri penting untuk diekspor," kata Jiang Kejun, peneliti senior di Lembaga Penelitian Energi Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional Cina.
Cina telah menunjukkan minat untuk mengekspor teknologi nuklirnya sebagai bagian dari proyek OBOR. Dua reaktor nuklir "Hualong One" generasi ketiga Cina sedang dibangun di Pakistan, dan telah menawarkan proyek-proyek di Argentina dan Inggris.