TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan tiga serangan drone Israel di sebuah pangkalan milisi Palestina di Lebanon timur dekat perbatasan dengan Suriah sama dengan deklarasi perang.
Tiga serangan drone yang masing-masing berselang satu menit pada Senin pagi menghantam pangkalan di dekat Qusaya, Lembah Bekaa, milik Komando Front Populer untuk Pembebasan Palestina, sekutu Hizbullah.
Serangan itu terjadi sehari setelah sebuah pesawat drone Israel jatuh di wilayah Hezbollah di Beirut selatan, dan satu lagi meledak dan jatuh di dekatnya.
"Serangan-serangan itu melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengakhiri perang 2006 antara Israel dan Hizbullah," kata Aoun kepada Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon, Jan Kubis, seperti dikutip dari Arabnews, 27 Agustus 2019.
"Apa yang terjadi sama dengan deklarasi perang dan memberi kami hak untuk mempertahankan kedaulatan, kemerdekaan, dan keamanan tanah kami," kata Aoun. "Kami adalah orang-orang yang mencari perdamaian dan bukan perang, dan kami tidak menerima bahwa siapa pun mengancam kami dengan cara apa pun."
Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan PBB mencatat pernyataan Aoun dan mengulangi permohonannya untuk menghentikan pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB dan mengimplementasikan semua ketentuannya.
"PBB meminta para pihak untuk melakukan pengekangan maksimum, baik dalam aksi dan retorika," kata Dujarric.
Pemimpin Hezbollah Lebanon Sayyed Hassan Nasrallah berbicara kepada para pendukungnya melalui sebuah layar saat rapat umum yang menandai peringatan kekalahan militan di dekat perbatasan Lebanon-Suriah, di desa al-Ain, Lebanon 25 Agustus 2019. [REUTERS / Aziz Taher]
Sementara dalam laporan Al Jazeera, dalam pidato beberapa jam setelah salah satu drone jatuh di ibu kota Libanon, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan pesawat drone Israel itu sedang melakukan "misi bunuh diri".
"Hezbollah tidak akan membiarkan agresi semacam itu," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Minggu. "Waktu ketika pesawat Israel datang dan membombardir sebagian Libanon sudah berakhir."
Nasrallah juga berjanji untuk membalas serangan udara Israel di Suriah yang terjadi Sabtu malam, yang katanya menewaskan dua anggota Hizbullah.
Kemudian pada hari Minggu, pasukan milisi Hashd al-Shaabi yang kuat di Irak, atau Pasukan Mobilisasi Populer (PMF), menyalahkan Israel karena melakukan serangan drone yang mematikan di dekat perbatasan dengan Suriah.
Hizbullah dan Israel berperang selama sebulan di tahun 2006. Perbatasan antara Lebanon dan Israel, yang secara teknis masih dalam keadaan perang, sebagian besar tenang sejak konflik itu.