TEMPO.CO, Jakarta - Para kepala negara dari 7 negara kaya di dunia berkumpul dalam pertemuan tahunan G7 di kota Biarritz, Prancis, yang berlangsung selama tiga hari ke depan yang dimulai sejak Sabtu, 24 Agustus 2019. Pertemuan G7 2019 dilakukan di tengah-tengah naiknya kekhawatiran akan penurunan ekonomi global dan kemungkinan lepasnya Inggris dari Uni Eropa.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menjadi kepala negara terakhir yang tiba dilokasi pertemuan G7. Trump bergabung dengan kepala negara dari Prancis, Inggris, Jepang, Jerman, Italia dan Kanada. Pertemuan itu diantaranya akan membahas pertahanan domokrasi, kesetaraan gender, pendidikan dan perubahan iklim.
Sebuah patung kertas yang memparodikan seorang turis Inggris yang meninju dirinya sendiri dengan sarung tinju yang menggambarkan Brexit, ditampilkan menjelang parade Rose Monday di Mainz, Jerman, 26 Februari 2019. REUTERS
Bagi Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, pertemuan G7 adalah kesempatan baginya untuk mengangkat isu Brexit. Inggris saat ini terseok-seok untuk membujuk para negara anggota Uni Eropa agar mau menegosiasikan ulang kesepakatan terkait perceraian Inggris dari Uni Eropa.
Presiden Dewan Eropa Donald Tusk ikut hadir dalam pertemuan G7. Tusk dan Johnson dijadwalkan melakukan pembicaraan pada Minggu, 25 Agustus 2019 disela-sela pertemuan G7. Pertemuan keduanya kemungkinan akan mendebat soal kesepakatan yang diajukan Inggris terkait perpisahannya dari Uni Eropa yang akan jatuh tempo pada 31 Oktober 2019.
"Saya berharap Perdana Menteri Johnson tidak akan mencetak sejarah dengan mengambil keputusan no-deal (tak ada kesepakatan bagi Brexit)," kata Tusk, seperti dikutip dari reuters.com, Minggu, 25 Agustus 2019.
Menanggapi ucapan Tusk di G7 itu, Johnson mengatakan Tusk adalah orang mengambil keputusan itu apakah Inggris bisa angkat kaki dengan kesepakatan atau tanpa kesepakatan (no-deal Brexit). Saat ini ada silang pendapat yang sangat mencolok terkait negosiasi ulang Brexit.