TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump mengatakan orang Yahudi Amerika yang memilih Demokrat saat pilpres 2020 adalah orang yang tidak setia dan bermuka dua.
Donald Trump mempertanyakan kesetiaan Yahudi, bahwa Yahudi memiliki kesetiaan ganda dan seringkali lebih loyal kepada Israel dibanding negara mereka sendiri.
"Jika kalian ingin memilih Demokrat, kalian menjadi sangat tidak setia kepada rakyat Yahudi dan sangat tidak setia kepada Israel," kata Trump Rabu kemarin di Gedung Putih, dikutip dari New York Times, 22 Agustus 2019.
Berbicara kepada veteran di Louisville, Donald Trump mengaku pernyataannya bukanlah anti-Semit.
Pernyataan Trump dikecam baik Demokrat maupun Republik. Eks Wakil Presiden Joe Biden, pesaing Trump dalam pilpres 2020, menyebutnya penghinaan dan tak termaafkan. Biden mendesak Trump berhenti memecah Amerika.
Kandidat presiden dari Demokrat lain Beto O'Rourke, menulis di Twitter, "Orang-orang Yahudi tidak perlu membuktikan loyalitas ke Anda, @realDonaldTrump - atau ke siapapun juga."
Menurut laporan Reuters, Yahudi-Amerika condong ke Demokrat. Sekitar 70 persen Yahudi Amerika saat ini lebih mendukung kandidat Demokrat.
J Street, kelompok lobi liberal di Washington, adalah salah satu yang mengecam pernyataan Trump.
"Itu sangat berbahaya dan memalukan bagi Presiden Trump untuk menyerang mayoritas Yahudi Amerika dengan menyebut tidak setia," kata kelompok pada Selasa.
Ketua Anti-Defamation League Jonathan League, "Tidak jelas siapa yang diklaim @POTUS sebagai Yahudi tidak setia, tapi kata 'tidak setia' telah lama digunakan untuk menyerang Yahudi."
American Jewish Committee menyebut komentar Trump "sangat memecah". Ketua AJC David Harris, yang merupakan Republikan, pernyataan Donald Trump tentang Yahudi Amerika sangat berbahaya.