TEMPO.CO, Jakarta - Keinginan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk membeli Greenland, telah membuat wilayah ini mendadak jadi perhatian. Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen memastikan Greenland tidak untuk dijual.
Bukan hanya Trump, Abrahanm Lincoln dan William Seward selaku Menteri Luar Negeri Amerika Serikat ketika itu sudah tertarik ingin membeli Greenland. Rencana pembelian pulau es ini sudah dipertimbangkan sejak 1867 oleh kedua politikus itu.
Greenland saat ini tidak untuk dijual, namun tidak berarti pemerintah Denmark tidak akan berubah fikiran. Berikut 7 fakta tentang Greenland hingga menarik Presiden Trump ingin memilikinya.
1. Matahari bersinar selama dua bulan berturut-turut
Menurut Kementerian Luar Negeri Denmark, matahari di Greenland bersinar selama dua bulan berturut-turut, yakni dari 25 Mei hingga 25 Juli. Selama waktu itu, kemiringan bumi relatif menghadap bidang orbitnya sehingga menghasilkan fenomena 'midnight sun' di beberapa bagian Lingkaran Arktik. Sinar matahari yang konstan dapat menyebabkan otak memproduksi lebih sedikit melatonin sehingga membuat lebih sulit untuk tidur.
Paparan sinar matahari terus-menerus bisa membingungkan dan mengacaukan ritme tubuh. Di Alaska, matahari tidak terbenam dari 22 April hingga 20 Agustus dan penduduk diketahui mendaki, bersepeda, dan bermain golf dalam suasana tengah malam.
2. Juli adalah satu-satunya bulan ketika suhu mencapai di atas titik beku
Lapisan es Greenland yang luas membentang 660.200 mil persegi dan membeku hampir sepanjang tahun, dan bahkan di musim panas. Menurut Encyclopedia Britannica, biasanya musim panas di Greenland tidak lebih panas dari 50 derajat.
3. Greenland Cukup terisolasi
Dingin yang membekukan mungkin menjelaskan mengapa sebenarnya tidak ada yang pindah ke Greenland. Encyclopedia Britannica menjelaskan pada awal abad ke-21, pertumbuhan populasi disana nol.
Saat ini hanya sekitar 56.000 orang tinggal di Greenland atau populasinya sekitar 157 kali lebih kecil dari London, di Inggris. Hanya 20 persen dari 836.300 mil persegi wilayah itu dihuni oleh manusia.
Untuk mengelilingi Greenland, turis disarankan menggunakan pesawat terbang, helikopter atau kapal karena keadaan kondisi jalan di wilayah itu.
Greenland ingin dibeli oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Sumber: Rolling Stone
4. Masyarakat Greenland jauh dari kapitalisme
Greenland adalah negara otonom Kerajaan Denmark yang terletak di antara Samudra Arktik dan Atlantik, tetapi dijalankan oleh pemerintah otonomi atau memerintah sendiri. Di Greenland tersedia perawatan kesehatan gratis, pendidikan publik, dan pensiun untuk semua warga negaranya, yang dibayar dengan subsidi Denmark.
Seperti yang dilaporkan Atlantik, tidak ada kepemilikan tanah pribadi. Tidak ada pemilik tanah di Greenland yang mengauasai tanah atau menyewakan tanah tempat tinggal mereka.
Perusahaan dan pengecer perikanan terbesar di sana di kuasai oleh negara, bahkan maskapai penerbangan utamanya, Air Greenland, dimiliki bersama oleh Greenland, Denmark dan perusahaan induk sebuah perusahaan penerbangan milik Denmark - Swedia.
5. Greenland tidak sebesar yang terlihat
Di beberapa peta, Greenland tampaknya berukuran sama dengan Afrika. Akan tetapi itu adalah kasus klasik distorsi peta.
6. Budaya Greenland unik
Hampir 90 persen populasi Greenland berasal dari Inuit, yakni kelompok penduduk pertama yang tiba dan menghuni Greenland pada awal 2500 sebelum masehi. Greenland pada awal abad ke-18 menjadi jajahan Denmark.
Roda perekonomian penduduk Greenland di industri penangkapan ikan. Mereka mencari ikan di lautan Kutub Utara dan Atlantik Utara. Mereka dikenal pandai membuat hidangan lezat seperti suaasat, sup yang terbuat dari daging anjing laut, paus, rusa, atau burung laut.
7. Greenland adalah titik nol untuk perubahan iklim
Es yang mencair di Greenland mengancam hampir setiap wilayah pantai diberbagai belahan bumi, mulai dari Miami, Amerika Serikat hingga Cape Town di Afrika Selatan. Sebuah riset pada 2018 menemukan es di Greenland mencair sekitar 110 juta kolam renang ukuran Olimpiade setiap tahun.
Menurut laporan CNN 2017, air lelehan dari es di Greenland yang menyusut adalah kontributor terbesar terhadap kenaikan permukaan laut global atau dua kali lipat dari Antartika. Es yang mencair di Greenland meningkat saat suhu naik di Kutub Utara, yang memanas dua kali lebih cepat dari sisa planet ini.
CNN MEIDYANA ADITAMA WINATA