TEMPO.CO, Washington - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, membatalkan rencana untuk mengenakan tarif 10 persen pada impor Cina yang akan berlaku pada 1 September 2019.
Trump beralasan menunda bea masuk ponsel, laptop dan banyak barang konsumen lainnya dengan harapan mengurangi dampaknya terhadap penjualan saat liburan Natal nanti.
Langkah ini membuat harga saham naik tajam terutama dari sektor ritel dan teknologi.
Sebaliknya, tarif baru akan berlaku mulai 15 Desember 2019 untuk ribuan produk termasuk pakaian dan alas kaki.
"Kami melakukan ini untuk musim Natal, kalau-kalau beberapa tarif akan berdampak pada pelanggan AS," kata Trump kepada wartawan di New Jersey pada Selasa, 13 Agustus 2019 seperti dilansir Channel News Asia.
Penundaan tarif ini awalnya akan menyasar daftar impor dari Tiongkok yang tersisa yaitu senilai US$300 miliar atau sekitar Rp4.300 triliun.
Ini membuat saham AS melonjak lebih dari 1,5 persen setelah penurunan tajam pada pekan lalu karena gambaran perang perdagangan AS-China memburuk menyusul penurunan nilai mata uang yuan China.
Saham Apple Inc melonjak 4 persen di tengah berita bahwa produk-produk utamanya iPhone, tablet dan komputer laptop akan terhindar dari tarif untuk saat ini.
Tetapi pemerintahan Trump masih berencana untuk mengenakan tarif 10 persen pada ribuan makanan Cina, pakaian dan produk elektronik konsumen lainnya mulai 1 September.
Di antaranya yang bakal terkena tarif baru adalah jam tangan pintar Apple dan Fitbit, speaker pintar dari Amazon, Google dan Apple, serta headphone bluetooth dan perangkat lainnya.
Penundaan dalam pengenaan tarif memberikan beberapa kelegaan bagi pengecer. Meskipun sebagian besar toko akan menyimpan barang liburan mereka sebelum batas waktu September sebelumnya, beberapa mungkin menghadapi tarif untuk pesanan pengisian pada akhir musim belanja liburan.
Produk lain yang akan mendapat penundaan kenaikan tarif hingga 15 Desember adalah "komputer, konsol video game, mainan tertentu, monitor komputer, dan beberapa item alas kaki dan pakaian," begitu penjelasan dari lembaga perdagangan AS atau USTR dalam sebuah pernyataan.
Trump mengumumkan tarif 1 September kurang dari dua pekan lalu lalu setelah menyalahkan China karena tidak menepati janji untuk membeli lebih banyak produk pertanian Amerika selama pembicaraan di Shanghai pada akhir Juli.
Sejak cuitan Trump pada 1 Agustus yang mengumumkan tarif baru, indeks saham S&P AS telah turun lebih dari 4 persen.
Asosiasi Pemimpin Industri Ritel mengatakan, “menghapus beberapa produk dari daftar dan menunda tambahan tarif 10 persen untuk produk lain, seperti mainan, barang elektronik, pakaian jadi dan alas kaki, sampai 15 Desember disambut kabar baik karena akan mengurangi tekanan keuangan bagi konsumen saat musim liburan."
Kantor Perwakilan Dagang AS mengumumkan keputusan itu hanya beberapa menit setelah Kementerian Perdagangan China mengatakan Wakil Perdana Menteri Liu He melakukan panggilan telepon dengan para pejabat perdagangan AS.
Liu setuju dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin untuk berbicara lagi melalui telepon dalam dua minggu ke depan.
Trump juga secara pribadi mengkritik Presiden Cina Xi Jinping karena dinilai gagal berbuat lebih banyak untuk membendung penjualan fentanil opioid sintetis di tengah krisis overdosis opioid di Amerika Serikat.
Perang dagang AS dan Cina telah berlangsung sejak Juli 2018 seperti dilansir Reuters. Perang dagang ini diwarnai kenaikan tarif 10 - 25 persen oleh AS terhadap sejumlah barang seperti elektronik asal Cina. Beijing membalas dengan menaikkan tarif pada kisaran 5 - 25 persen untuk berbagai komoditas seperti kedelai dari AS.
MEIDYANA ADITAMA WINATA