TEMPO.CO, Jakarta - Militer Cina mengatakan bisa mengirim tentara ke Hong Kong untuk menertibkan demonstran anti-RUU Ekstradisi.
Wu Qian, juru bicara Kementerian Pertahanan Cina, menegaskan kembali laporan media pemerintah pada Selasa dengan mengatakan perusakan kantor perwakilan pemerintah pusat di Hong Kong merupakan pelanggaran prinsip "satu negara, dua sistem".
"Kami dengan cermat mengikuti perkembangan di Hong Kong, terutama serangan kekerasan terhadap kantor perwakilan pemerintah pusat oleh orang-orang radikal pada 21 Juli," kata Wu dalam konferensi pers pada hari Rabu, dikutip dari South China Morning Post, 24 Juli 2019.
"Beberapa perilaku para pemrotes radikal menantang otoritas pemerintah pusat dan prinsip 'satu negara, dua sistem'. Ini tidak bisa ditoleransi," lanjut Wu.
Mengenai apakah Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA) dapat terlibat dalam menjaga ketertiban di Hong Kong, Wu hanya mengutip "pasal 14 undang-undang garnisun memiliki ketentuan yang jelas", tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Pasal 14 menyatakan bahwa pemerintah Hong Kong, sesuai dengan Undang-Undang Dasar Konstitusi Hong Kong, dapat meminta bantuan pemerintah pusat dari garnisun PLA Hong Kong dalam pemeliharaan ketertiban umum dan bantuan bencana.
Jika permintaan seperti itu oleh pemerintah Hong Kong disetujui, garnisun Hong Kong akan mengirim pasukan untuk melaksanakan tugas, kemudian segera kembali ke stasiun mereka.
Simbol negara Cina di gedung penghubung Cina di Hong Kong dilempari telur dan paintballs oleh demonstran di Minggu malam, 21 Juli 2019. [SOUTH CHINA MORNING POST]
Sementara Asia Times melaporkan, seperti dikutip Sputnik, sekitar 1.500 tentara Pembebasan Rakyat Cina berlatih penanganan demonstrasi sekala besar.
Grup Tentara ke-74 PLA mengumumkan pada unggahan di Weibo yang sekarang sudah dihapus, bahwa unit itu baru-baru ini mengadakan latihan di dekat kota Zhanjiang di provinsi Guangdong selatan, negara yang berbatasan dengan Hong Kong, menurut laporan Straits Times.
Pada Senin, para demonstran menyerang Kantor Perwakilan Cina di distrik Sai Ying Pun, Hong Kong. Demonstran mencoret gedung dengan telur dan cat hitam dan merusak plakat bangunan.
Meskipun tidak jelas kapan latihan militer Cina itu digelar, berita itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan di Hong Kong, setelah massa terus berunjuk rasa setelah RUU Ekstradisi dicabut.