TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah laporan mengungkap Huawei secara rahasia membantu membangun dan mengelola jaringan di Korea Utara.
Laporan ini pertama kali dirilis oleh Washington Post, seperti dikutip Reuters, 23 Juli 2019, menyebut Huawei bekerja sama dengan perusahaan negara Panda International Technology, membuat proyek di Korea Utara selama delapan tahun terakhir.
Sumber yang mengetahui proyek mengkonfirmasi Departemen Perdagangan AS telah menyelidiki Huawei sejak 2016, dan meninjau apakah perusahaan itu melanggar regulasi pengawasan ekspor terkait sanksi Korea Utara.
Peninjauan akan memastikan apakah Huawei yang menggunakan teknologi AS, telah melanggar sanksi ekspor AS ke Korea Utara.
Huawei belum berkomentar terkait pengungkapan ini, tetapi mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Washington Post bahwa Huawei tidak melakukan bisnis di Korea Utara.
Huawei dan Panda mengosongkan kantor Pyongyang mereka pada paruh pertama 2016, lapor surat kabar Washington Post.
Senator Chris Van Hollen dan Tom Cotton mengatakan laporan Washington Post membutktikan hubungan Huawei dengan Korea Utara dan pelanggaran beruntunnya terhadap hukum AS.
Sementara Donald Trump mengatakan akan mencari tahu apakah Huawei memiliki hubungan dengan Korea Utara, menurut laporan Reuters.
Amerika Serikat memasukkan Huawei ke daftar hitam pada Mei, dengan alasan masalah keamanan nasional. Langkah ini melarang perusahaan AS untuk menjual sebagian besar komponen dan komponen AS ke Huawei tanpa lisensi khusus, tetapi Presiden Donald Trump mengatakan bulan lalu perusahaan-perusahaan Amerika dapat melanjutkan penjualan sebagai syarat memulai kembali perundingan perang dagang dengan Cina.