TEMPO.CO, Jakarta - Raksasa telekomunikasi Cina Huawei telah meminta Italia untuk menjamin transparansi, efisiensi dan bisnis yang adil ketika mengembangkan jaringan 5G Italia.
CEO unit Italia Huawei, Thomas Miao, mengatakan pada Senin perusahaan akan menginvestasikan US$ 3,1 miliar (Rp 43,2 triliun) di Italia selama tiga tahun ke depan.
Berbicara di sebuah acara di Milan, Miao mengumumkan bahwa perusahaan Cina itu juga akan menyediakan 1.000 pekerjaan di Italia, menurut laporan RT.com, 17 Juli 2019.
Dia mengkonfirmasi bahwa Huawei akan memangkas 1.000 pekerjaan di Amerika Serikat.
Menurut kepala eksekutif unit Italia, Huawei memiliki "rencana B" untuk menjamin pasokan komponen jika terkena daftar hitam sanksi oleh Washington setelah Agustus.
AS telah melobi Italia dan sekutu Eropa lainnya untuk menghindari peralatan Huawei dan juga untuk mengawasi raksasa telekomunikasi besar Cina lainnya, ZTE.
Pekan lalu, pemerintah Italia menggunakan keputusan legislatif yang mendesak untuk melakukan intervensi di sektor swasta untuk pertahanan keamanan nasional dan kepentingan nasional lainnya. Dekrit itu tidak menyebutkan Huawei atau ZTE.
Huawei, yang terancam terkena sanksi AS, berencana membuat PHK besar-besaran di pusat operasionalnya di AS, uungkap Wall Street Journal melaporkan pada Minggu, dikutip dari Channel News Asia.
PHK tersebut diperkirakan akan dilakukan di divisi riset dan pengembangan Huawei yang berbasis di AS, Futurewei Technologies, lapor surat kabar itu, mengutip sumber yang enggan disebutkan identitasnya.
Unit saat ini mempekerjakan 850 orang di beberapa laboratorium di Amerika Serikat, tetapi ratusan dari mereka bisa diberhentikan, kata laporan itu.
Beberapa karyawan Cina perusahaan diberikan pilihan untuk mempertahankan pekerjaan mereka dan kembali ke tanah air untuk bekerja.
Pemerintahan Donald Trump telah menempatkan Huawei pada daftar sanksi AS, yang berarti perusahaan-perusahaan AS memerlukan lisensi untuk memasok teknologi AS ke perusahaan Cina.