TEMPO.CO, Jakarta - Mantan perdana menteri Thailand dan penasihat kerajaan Jenderal Prem Tinsulanonda wafat pada Ahad pagi di usia 98 tahun.
Menurut pejabat istana Prem wafat di rumah sakit Bangkok, namun tidak memberikan keterangan penyebab kematian.
Baca juga: Rayakan Pernikahan, Thailand Rilis 20 Foto Ratu Suthida
Sebagai ketua Dewan Penasihat Kerajaan yang bergengsi, Prem memainkan peran penting dalam mengorganisasi penobatan Raja Maha Vajiralongkorn awal bulan ini, dan juga bertugas sebentar sebagai bupati negara itu tak lama setelah Raja Bhumibol, ayahanda Vajiralongkorn, meninggal pada 2016 setelah masa pemerintahan 70 tahun.
Seperti dikutip dari Reuters, 26 Mei 2019, Prem dilihat oleh pengamat politik memiliki pengaruh yang tak tertandingi dengan militer royalis Thailand yang kuat, yang telah melakukan 13 kudeta sejak akhir monarki absolut pada tahun 1932.
Prem Tinsulanonda. asiancorrespondent.com
Kematiannya terjadi ketika Thailand bersiap untuk membentuk pemerintahan baru setelah pemilihan pertama sejak kudeta 2014, dengan partai politik pro militer lebih disukai untuk mempertahankan pemimpin junta saat ini, Prayuth Chan-ocha, sebagai perdana menteri atas keberatan dari pihak oposisi.
Prem adalah perdana menteri ke-16 Thailand, melayani tiga periode dari 1980 hingga 1988. Dia juga seorang mantan kepala militer.
Banyak orang Thailand mengingatnya sebagai perdana menteri yang menjadi jembatan antara masa pemerintahan militer dan periode demokratisasi setelahnya.
Baca juga: Raja Thailand Vajiralongkorn Serukan Persatuan Demi Kesejahteraan
Dalam tahun-tahun terakhirnya di Dewan Privy, Prem membuat pernyataan publik yang mendukung pemimpin kudeta Prayuth, yang merebut kekuasaan pada tahun 2014 dari pemerintah terpilih yang loyal kepada mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra, yang dirinya sendiri digulingkan pada tahun 2006.
"Saya dapat mengatakan dengan penuh keyakinan bahwa pemerintah perdana menteri (Prayuth) tidak korup, karena mereka benar-benar bekerja untuk rakyat secara umum," kata Prem seperti dikutip dari Bangkok Post pada bulan April ketika Prayuth mengunjunginya selama perayaan tahun baru Thailand.