TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak Iran agar mau dialog dan menghentikan program nuklirnya. Trump meyakinkan tak bisa mengesampingkan sebuah konfrontasi militer jika ketegangan kedua negara memburuk.
"Kami punya informasi. Mereka (Iran) sangat mengancam sehingga kami harus memperketat keamanan bagi negara ini dan banyak tempat lain," kata Trump, seperti dikutip dari reuters.com, Jumat, 10 Mei 2019.
Baca: Lima Negara Tanggapi Soal Perjanjian Nuklir Iran, Apa Katanya?
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei, dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Sky.com
Baca: 5 Poin dari Kesepakatan Nuklir Iran
Trump saat ini belum mau terbuka pada wartawan terkait rencana pengerahan kapal induk USS Abraham Lincoln ke Iran demi mengatasi apa yang disebutnya ancaman-ancaman tak spesifik. Dia masih berharap konfrontasi militer Amerika Serikat dengan Iran tidak terjadi kendati pihaknya memiliki kapal-kapal paling kuat di dunia yang siap melepaskan tembakan.
"Mereka harus memperlihatkan keinginan untuk dialog. Sebab kami terbuka untuk melakukan pembicaraan dengan mereka," kata Trump.
Menurut Trump pihaknya berharap Teheran menghubunginya dan duduk bersama untuk membuat sebuah kata sepakat yang adil. Washington hanya punya satu keinginan, yakni tak mau Iran memiliki senjata-senjata nuklir.
Trump sebelumnya telah memperlihatkan itikad untuk menemui para pemimpin Iran, namun keinginan itu masih bertepuk sebelah tangan. Trump meyakinkan dihadapan wartawan dia siap memperbaharui jadwal pertemuan dengan Teheran.
Terkait komentar Trump itu, Duta Besar Iran untuk PBB Majid Takht Ravanchi mengatakan pihaknya sudah melakukan dialog dengan enam negara kekuatan dunia, termasuk Amerika Serikat dalam kerangka kesepakatan nuklir.
Trump pada 2015 menarik diri dari kesepakatan internasional nuklir Iran yang dibuat antara Iran dan enam negara kekuatan dunia. Amerika Serikat curiga program nuklir Iran ditujukan untuk pembuatan senjata pemusnah massal.