TEMPO.CO, Jakarta - Qatar berencana mengirimkan dana bantuan sekitar US$480 juta atau sekitar Rp 6,8 trilun kepada masyarakat Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Uang itu digelontorkan setelah tercipta kesepakatan untuk mengakhiri pertempuran antara Israel dan Palestina yang meletup pada Jumat, 3 Mei lalu di Gaza dan selatan Israel.
Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan dari jumlah uang bantuan tersebut besar US$ 300 juta atau Rp4,2 triliun akan dialokasikan untuk mendukung program kesehatan dan pendidikan di Palestina. Sedangkan sisanya sekitar US$ 180 juta atau sekitar Rp2,5 triliun ditujukan untuk bantuan kemanusiaan yang mendesak lewat program PBB dan meningkatkan pasokan listrik.
Baca: Qatar Bantu Bayar Gaji 30 Ribu PNS Gaza yang Hidup Miskin
Semenjak gencatan senjata pada Senin 6 Mei 2019 diberlakukan, tidak ada lagi laporan serangan udara dari Israel ke wilayah Palestina. Juru bicara kelompok Hamas Hazem Qassem mengatakan, para mediator Mesir bersama para pejabat dari Qatar dan PBB telah ikut membantu mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Namun seorang pejabat Jihad Islam yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, kesepakatan gencatan senjata itu didasarkan pada kebaikan Israel yang memutuskan melonggarkan blokade di Jalur Gaza yang sejak 2008 di bawah pengepungan Israel-Mesir sejak 2008. Diantara kelonggaran itu mengurangi pembatasan zona penangkapan ikan menjadi 12 mil dari bibir pantai Gaza dan meningkatkan pasokan listrik serta minyak.
Ketegangan yang kembali terjadi di wilayah Gaza, menewaskan total 27 warga Palestina dan empat warga sipil Israel. Sumber: France 24/Reuters
Baca: Organisasi Internasional Ini Mau Terima Palestina Jadi Anggota
Sekitar dua juta warga Palestina sampai sekarang bertahan di Gaza. Selama bertahun-tahun wilayah itu menderita akibat blokade dan pemangkasan bantuan asing serta sanksi dari Palestinian Authority (PA) atau pesaing kelompok Hamas.
Qatar sudah lama menjadi donatur utama Palestina. Pada Januari 2019, kantor pos di Gaza mendistribusikan bantuan keuangan dari Qatar kepada 94 ribu keluarga di wilayah itu. Qatar juga telah membuka pusat rehabilitasi dan anggota tubuh buatan yang sangat dibutuhkan bagi penduduk Palestina.
ALJAEERA | EKO WAHYUDI