TEMPO.CO, Jakarta - Pilot maskapai penerbangan Skandinavia, SAS, melakukan unjuk rasa menuntut kenaikan upah dan kepastian jam kerja telah berdampak pada pembatalan 1.200 penerbangan.
Pembatalan penerbangan membuat rencana penerbangan ratusan ribu penumpang terganggu dalam tiga hari terakhir.
Baca: Tuntutannya Tak Dipenuhi, ISIS Bunuh Pilot Yordania
"Kami sangat menyesal bahwa pelanggan kami terkena dapat dengan unjuk rasa pilot yang sedang berlangsung saat SAS membatalkan sejumlah penerbangan pada Senin dan Selasa," ujar maskapai SAS dalam pernyataannya, seperti dikutip dari Reuters, 28 April 2019.
Menurut maskapai SAS, Unjuk rasa akan berdampak pada tambahan penumpang sebanyak 61 ribu pada hari Senin ketika 667 penerbangan batal terbang di Skandinavia. Selanjutnya pada hari Selasa sebanyak 49 ribu penumpang dari 546 keberangkatan.
Baca: Detik-detik Penangkapan Pilot India yang Ditembak Jatuh Pakistan
Unjuk rasa para pilot SAS dimulai pada hari Jumat, 26 April 2019. Mereka bersama serikat pekerja, SAS Pilot Group yang menaungi 95 persen pilot SAS di Denmark, Norwegia, dan Swedia menuntut kenaikan upah 13 persen dari upah yang sekarang sebesar US$ 9.777 atau setara Rp 138.7 juta setiap bulan. Mereka juga menuntut kepastian jam kerja.
Penyelesaian sengketa hubungan kerja itu menemui jalan buntu karena hingga hari ini, 28 April 2019, belum ada jawaban resmi dari pemilik, yakni pemerintah Swedia dan Denmark.
Baca: Pilot Garuda Palsu di Bandara Soekarno-Hatta Dibekuk, Motifnya?
Mengutip Reuters, perusahaan pemilik maskapai SAS menganggap tuntutan upah yang diajukan pilot ekstrim. Namun begitu, Denmark dan Swedia mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan diri untuk kembali ke meja perundingan. Hanya saja tuntutan kenaikan upah pilot jika dipenuhi, diperkirakan akan membahayakan secara serius perusahaan.
Maskapai yang lahir setelah Perang Dunia II sempat hampir bangkrut pada tahun 2012. SAS memperoleh laba bersih pada empat tahun terakhir. Namun, kenaikan biaya seperti bahan bakar, gejolak mata uang serta kelebihan kapasitas di antara maskapai Eropa telah menimbulkan tekanan bagi maskapai penerbangan termasuk SAS.
Dengan unjuk rasa pilot SAS, menurut analis Sydbank, telah menimbulkan kerugian bagi SAS berkisar 60-80 juta crown Swedia setiap harinya.