TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Maithripala Sirisena mengatakan, sekitar 140 tersangka jaringan sel ISIS telah beroperasi di Sri Lanka. Beberapa tersangka telah ditangkap menyusul teror bom bunuh diri pada Minggu Paskah, 21 April 2019.
Baca: Otak Teror Bom di Sri Lanka Tewas di Hotel Shangri-La
Sirisena menegaskan, jaringan teror ISIS yang beroperasi di negaranya akan diberangus dari Sri Lanka.
"Pasukan keamanan dan polisi berhasil dengan operasi penangkapan para tersangka," kata Sirisena seperti dikutip dari Colombo Gazette, Jumat, 26 April 2019.
Selain itu, Sirisena kepada media setempat menjelaskan bahwa Menteri Pertahanan dan Kepala Kepolisian telah gagal menjalankan tugas mereka. Keduanya gagal menyebarkan informasi lebih awal tentang kemungkinan terjadi serangan teror di Sri Lanka. Itulah yang menjadi alasan dirinya meminta keduanya mundur dari jabatannya.
Baca: Permusuhan Presiden vs PM Sri Lanka Picu Teror Bom Bunuh Diri?
Meski begitu, dia mengatakan seluruh pemerintah juga bertanggung jawab penuh atas serangkaian serangan teror bom bunuh diri di 3 gereja dan 4 hotel yang menewaskan sekitar 250 orang dan melukai lebih dari 500 orang.
Intelijen India sudah memberitahukan kepada intelijen Sri Lanka tentang kemungkinan terjadi teror terhadap sejumlah gereja dan hotel. Informasi intelijen itu diterima intelijen Sri Lanka 10 hari sebelum peristiwa teror bom itu terjadi. Namun pejabat pemerintah Sri Lanka tidak meresponnya.
Dua hari kemudian ISIS mengklaim bertanggung jawab atas teror bom bunuh diri tersebut dan merilis foto 8 pelakunya di media propagandanya, Amaq.