TEMPO.CO, Jakarta - Menteri pertahanan Sudan mengundurkan diri sebagai ketua dewan militer transisi sehari setelah menjabat.
Beberapa jam setelah Jenderal Awad ibn Auf mengumumkan dewan militer transisi selama dua tahun, yang akan mengganti pemerintahan Omar al-Bashir, langsung disambut marah pengunjuk rasa.
Baca: Dewan Militer Sudan Dibentuk, Massa Tetap Teriak Revolusi
Menurut laporan Reuters, 13 April 2019, Letnan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan Abdelrahman akan mengganti kepemimpinan dewan militer, kata Auf.
Jenderal Auf juga mengganti Kepala Staf Kamal Abdelmarouf dari posisi Wakil Ketua Dewan Militer Sudan.
"Untuk memastikan kohesi sistem keamanan, dan angkatan bersenjata khususnya, dari perpecahan dan perselisihan, dan dengan kehendak Tuhan, mari kita mulai jalur perubahan ini," kata Ibn Auf.
Menteri Pertahanan Sudan Awad Mohamed Ahmed Ibn Auf membuat pengumuman di televisi pemerintah.[The National]
Pengumuman pengunduran diri Auf disambut dengan suka cita ribuan orang di jalan-jalan Khartoum ketika orang-orang meneriakkan, "Yang kedua telah jatuh!" Mengacu pada Bashir, kata saksi mata.
"Apa yang terjadi adalah langkah ke arah yang benar dan tunduk pada kehendak massa, dan kami telah menjadi lebih dekat dengan kemenangan," ujar Rashid Saeed, juru bicara kelompok protes utama, Asosiasi Profesional Sudan (SPA).
Baca: Serukan Damai, Paus Fransiskus Cium Kaki Presiden Sudan Selatan
Dewan militer mengatakan sebelumnya bahwa mereka mengharapkan transisi pra-pemilihan berlangsung selama dua tahun paling lama untuk mencegah kekacauan.
Kepala komite politik dewan militer, Omar Zain al-Abideen, mengatakan dewan akan mengadakan dialog dengan entitas politik.
Pengumuman pemerintah sipil di masa depan tampaknya ditujukan untuk meyakinkan demonstran yang telah berunjuk rasa berbulan-bulan untuk menggulingkan Bashir dan dengan cepat melanjutkan protes terhadap pemerintahan militer setelah kudetanta pada hari Kamis, menyerukan perubahan yang lebih cepat dan lebih substansial.
Para demonstran Sudan berkumpul untuk salat Jumat ketika mereka memprotes pengumuman tentara bahwa Presiden Omar al-Bashir akan digantikan oleh dewan transisi yang dipimpin militer, dekat Kementerian Pertahanan di Khartoum, Sudan, 12 April 2019. REUTERS/Stringer
Ribuan pengunjuk rasa tetap di depan kompleks kementerian pertahanan, dan di bagian lain ibu kota, ketika jam malam malam yang diumumkan Ibnu Auf diberlakukan.
SPA mengatakan dewan militer tidak mampu menciptakan perubahan.
Dalam sebuah pernyataan, kelompok itu menyatakan kembali permintaannya agar kekuasaan segera diserahkan kepada pemerintah sipil.
Baca: Presiden Sudan Dilengserkan Militer, Jadi Tahanan Rumah
Omar al-Bashir, 75 tahun, merebut kekuasaan dalam kudeta militer 1989. Dia telah menghadapi 16 minggu demonstrasi yang dipicu oleh kenaikan biaya makanan, pengangguran yang tinggi dan meningkatnya penindasan selama tiga puluh tahun pemerintahan otokratisnya.
Sementara Jenderal Ibn Auf adalah wakil presiden dan menteri pertahanan Bashir dan di antara segelintir komandan Sudan yang dijatuhi sanksi oleh AS karena dugaan peran mereka selama kekejaman yang dilakukan dalam konflik Darfur pada 2003.
Dalam demonstrasi ini, sedikitnya 16 orang tewas dan 20 lainnya luka-luka akibat peluru nyasar pada Kamis dan Jumat, kata seorang juru bicara kepolisian Sudan.