TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan Pangeran William dan Kate Middleton serta pasangan Pangeran Harry dengan Meghan Markle mengeluarkan pernyataan bersama terkait penembakan di Selandia Baru.
Penembakan massal terjadi di masjid Al Noor dan masjid Linwood, Selandia Baru pada Jumat, 15 Maret 2019. Dalam pernyataan bersama itu ditulis, 'setan tidak akan pernah bisa mengalahkan rasa kasih sayang dan toleransi.
Baca: Aksi Polisi Lumpuhkan Pelaku Penembakan Masjid di Selandia Baru
Seorang yang terluka dimasukkan ke dalam ambulans setelah terjadinya aksi penembakan di masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru, 15 Maret 2019. Otoritas berwenang Selandia Baru mengkonfirmasi 40 tewas dalam serangan teror ini. REUTERS/SNPA/Martin Hunter
Baca: Brenton Tarrant Diduga Pelaku Penembakan Masjid di Selandia Baru
Dikutip dari mirror.co.uk, Jumat, 15 Maret 2019, pesan itu ditujukan kepada keluarga korban penembakan dan teman-teman korban yang kehilangan orang-orang yang dicintainya. Hingga Jumat malam, 15 Maret 2019, jumlah korban jiwa sebanyak 49 orang.
Pangeran William dan Pangeran Harry bersama pasangan mereka masing-masing pernah melakukan kunjungan kenegaraan ke Selandia Baru.
"Tidak seorang pun harus takut menghadiri tempat ibadat yang sakral. Serangan bodoh ini adalah sebuah penghinaan terhadap masyarakat Christchurch, Selandia Baru dan komunitas umat Islam. Ini adalah serangan mengerikan terhadap kehidupan, komunitas dan persahabatan," tulis kedua pasangan dari Kerajaan Inggris itu.
Selain Pangeran William dan Harry bersama pasangan masing-masing, Ratu Elizabeth juga mengeluarkan pernyataan yang mengungkapkan keprihatinan mendalam atas penembakan massal ini.
Hingga Jumat malam, 49 korban tewas akibat serangan ini dan puluhan luka-luka.
Korban tewas terbanyak adalah jamaah di masjid Al Noor yang ada di Christchurch, Selandia Baru, yakni tempat pertama kali pelaku melepaskan tembakan. Penyerangan dilakukan sekitar pukul 1.40 siang atau tak lama setelah dilakukannya solat Jumat. Terduga pelaku bernama Brenton Tarrant, warga negara Australia dan saat ini telah ditahan dengan tuntutan pembunuhan. Motif penembakan