Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tujuan Korea Utara Gelar Pemilu Legislatif

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un memasukan surat suara saat Pemilu anggota badan legislatif  di Korea Utara, 10 Maret 2019. Rakyat Korea Utara memilih para anggota badan legislatif yang bernama Majelis Tertinggi Rakyat (SPA). KCNA via REUTERS
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un memasukan surat suara saat Pemilu anggota badan legislatif di Korea Utara, 10 Maret 2019. Rakyat Korea Utara memilih para anggota badan legislatif yang bernama Majelis Tertinggi Rakyat (SPA). KCNA via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pada Ahad kemarin, warga Korea Utara ikut pemilu untuk memilih anggota parlemen, meskipun Korea Utara dikuasai oleh partai tunggal, Partai Buruh, yang mengusung penguasa dinasti.

Namun, Korea Utara tetap menggelar pemilu lima tahunan untuk memilih anggota Majelis Rakyat Tertinggi, parlemen Korea Utara.

Dikutip dari South China Morning Post, warga Korut memilih satu nama pada masing-masih surat suara, sesuai dengan slogan Pyongyang "Satu Pikiran".

Baca: Korea Utara Diduga Lanjutkan Program Nuklir, Trump Siap Kecewa

Para pemilih memiliki kesempatan untuk mencoretnya sebelum memberikan suara mereka, tetapi tidak diketahui bagaimana praktiknya.

Menurut kantor berita Korut KCNA, jumlah pemilih yang terakhir kali adalah 99,97 persen, hanya mereka yang berada di luar negeri atau yang "bekerja di lautan" yang tidak ambil bagian. Dan hasilnya, pemungutan suara 100 persen mendukung calon yang disebutkan.

"Kami menganggap semua orang di negara kami sebagai satu keluarga sehingga kami akan bersatu dengan satu pikiran dan kami akan memberikan suara untuk kandidat yang disepakati," kata pejabat Serikat Perempuan Sosialis Song Yang-ran, 57 tahun.

Baca: Bantu Trump, Jimmy Carter Bersedia Temui Kim Jong Un di Korut

Umumnya, warga Korea Utara selalu menyatakan dukungan total kepada pihak berwenang ketika berbicara kepada media asing.

"Sistem kami adalah yang terbaik," kata Song ketika ditanya pendapatnya tentang pemilihan yang tertera beberapa nama di kertas surat suara.

"Kami tidak kenal siapapun kecuali pemimpin tertinggi (Kim Jong Un)," tambahnya.

Para pengamat menilai, karena tidak adanya kompetisi dalam pemilihan legislatif, maka pemungutan suara sebagian besar dilakukan sebagai ritual politik untuk memungkinkan pihak berwenang mengklaim mandat dari rakyat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Ini adalah hasil dari kelembaman kelembagaan yang mapan dan kebutuhan untuk melegitimasi pemerintah dengan mensimulasikan prosedur demokratis," kata Andrei Lankov dari Korea Risk Group.

Negara-negara Komunis bergaya Uni Soviet memiliki tradisi panjang dalam menyelenggarakan pemilihan umum, katanya, bahkan jika partai yang berkuasa mengabaikan aturannya sendiri tentang mengadakan kongres reguler, kongres yang tidak pernah lagi diselenggaraan Korea Utara selama lebih dari 30 tahun.

"Korea Utara hanya meniru semua negara Komunis lainnya," katanya.“Komunis masa-masa awal percaya bahwa mereka menghasilkan demokrasi yang belum pernah dilihat dunia. Jadi mereka membutuhkan pemilihan dan itu menjadi bagian yang sangat penting dari legitimasi diri."

Pemerintahan terakhir dari sebuah negara besar yang menolak pemilu adalah Nazi Jerman, kata Lankov.

Sejumlah warga Korea Utara, mengantre untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu anggota badan legislatif di Korea Utara, 10 Maret 2019. Jumlah pemilih sah yang terakhir kali terdaftar dalam pemilu kali ini adalah 99,97%, menurut kantor berita resmi KCNA. KCNA via REUTERS

Korea Utara dibagi menjadi beberapa daerah pemilihan, ada 686 dapil pada pemilihan terakhir pada tahun 2014, ketika Kim Jong Un berdiri di Gunung Paektu, gunung berapi aktif di perbatasan dengan Cina yang dipuja sebagai tempat kelahiran spiritual rakyat Korea.

Dia menerima partisipasi 100 persen dan 100 persen mendukung, menurut KCNA.

Beberapa kursi dialokasikan untuk dua partai kecil, Partai Sosial Demokrat Korea dan Partai Chondoist Chongdu, yang berakar pada gerakan keagamaan Korea abad ke-20.

Foto: Begini Suasana Korea Utara saat Melakukan Pemilu Legislatif

Mereka berdua dalam aliansi formal dengan partai yang berkuasa. Pengamat dan diplomat mengatakan mereka ada hanya "di atas kertas", dengan kantor pusat kecil yang dikelola untuk tujuan propaganda.

Meski begitu, partisipasi dalam pemilu, seperti ritual wajib propaganda lainnya di Korea Utara, untuk memperkuat kesetiaan kepada pemerintah dan persatuan sosial, karena manusia suka simbolisme," kata Lankov.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Kilas Balik Perolehan Suara Partai Gerindra di Pemilu 2014 dan 2019

1 hari lalu

Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto didampingi cawapresnya, Sandiaga Uno saat mendeklarasikan kemenangan dalam Pilpres Pemilu 2019 di kediaman Kertanegara IV, Jakarta, Kamis, 18 April 2019. Ini merupakan ketiga kalinya Prabowo mendeklarasikan kemenangan, bedanya kali ini didampingi oleh Sandiaga Uno. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kilas Balik Perolehan Suara Partai Gerindra di Pemilu 2014 dan 2019

Partai Gerindra pernah mengusung Prabowo - Hatta Rajasa pada Pemilu 2014 dan Prabowo - Sandiaga Uno pada Pemilu 2019. Berapa perolehan suaranya?


Tren Pertumbuhan Investasi Lesu di Tahun Politik Dinilai Wajar, Ini Sebabnya

1 hari lalu

Tren Pertumbuhan Investasi Lesu di Tahun Politik Dinilai Wajar, Ini Sebabnya

Pengamat ekonomi, Faisal Basri memprediksi investasi yang masuk ke Indonesia akan menurun jelang Pemilu 2024. Ia pun mengungkapkan jika hal ini wajar terjadi di tahun politik.


Jelang Pemilu 2024, Ini Kata Pakar di UI Soal Sistem Proporsional Terbuka dan Tertutup

1 hari lalu

Pimpinan 8 Fraksi DPR RI memberikan keterangan pers terkait penolakan sistem proporsional tertutup pada pemilihan umum di Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 30 Mei 2023. Sebanyak 8 Fraksi DPR RI yaitu Golkar, Gerindra, Nasdem, PKB, Demokrat, PKS, PAN, dan PPP menyatakan sikap menolak sistem pemilihan umum legislatif (pileg) kembali ke proporsional tertutup dan tetap menyatakan sikap agar tetap Pileg secara proporsional terbuka. TEMPO/M Taufan Rengganis
Jelang Pemilu 2024, Ini Kata Pakar di UI Soal Sistem Proporsional Terbuka dan Tertutup

Dalam pemilu, sistem proporsional terbuka dinilai penting untuk mendorong reformasi partai politik.


Jadwal Pileg Pilpres dan Pilkada 2024

1 hari lalu

Komisioner KPU August Mellaz bersama Idham Holik, Betty Epsilon Idroos, Parsadaan Harahap dan Yulianto Sudrajat memberikan konferensi pers terkait Pendaftaran Partai Politik Peserta Pemilu 2024 di Gedung KPU RI, Jakarta, Senin, 1 Agustus 2022. Dari keenam parpol tersebut, di antaranya PDI Perjuangan, Perindo, PKP, PBB, PKS dan Nasdem.  TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Jadwal Pileg Pilpres dan Pilkada 2024

Pada 2024 nanti menjadi pesta demokrasi karena dilaksanakannya Pileg, Pilpres, dan Pilkada 2024, berikut jadwalnya.


Perjalanan Hanura: Bentukan Wiranto hingga Bergabungnya 10 Partai Politik Gagal

2 hari lalu

Logo Partai Hanura
Perjalanan Hanura: Bentukan Wiranto hingga Bergabungnya 10 Partai Politik Gagal

Partai Hati Nurani Rakyat atau Hanura didirikan oleh Wiranto


Di Depan Investor Singapura, Jokowi Tanya Siapa Presiden Indonesia Terpilih Selanjutnya: Saya Tahu Semuanya Penasaran

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan konferensi pers sebelum menuju ke  Singapura dan Malaysia melalui Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu 7 Juni 2023. Kunjungan Presiden ke Singapura dan Malaysia untuk membicarakan hubungan bilateral dan investasi kedua negara. TEMPO/Subekti.
Di Depan Investor Singapura, Jokowi Tanya Siapa Presiden Indonesia Terpilih Selanjutnya: Saya Tahu Semuanya Penasaran

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghadiri acara Temasek's Ecosperity Week 2023 di Singapura hari ini, Rabu, 7 Juni 2023. Di hadapan para investor Singapura, dia berseloroh ihwal Pemilihan Presiden Indonesia 2024.


Billboard Kaesang dan Bacaleg di Depok Belum Bisa Ditindak, KPU: Belum Masa Kampanye

3 hari lalu

Billboard baru Kaesang Pangarep yang dipasang DPD PSI Depok di Jalan Margonda, Depok, Kamis, 1 Juni 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
Billboard Kaesang dan Bacaleg di Depok Belum Bisa Ditindak, KPU: Belum Masa Kampanye

Billboard Kaesang Pangarep dan sejumlah Bacaleg yang beredar di Kota Depok belum bisa ditertibkan penyelenggara pemilu.


Rakernas III PDIP Berlangsung Tertutup, Bahas Strategi Pemilu Pemenangan Ganjar

3 hari lalu

Sekjen PDIP , Hasto Kristiyanto  memberikan sambutannya di acara peresmian Rumah  Aspirasi Relawan  Pemenangan Ganjar Pranowo, Jakarta, Kamis, 1 Juni 2023. TEMPO/Tika Ayu
Rakernas III PDIP Berlangsung Tertutup, Bahas Strategi Pemilu Pemenangan Ganjar

Acara dibuka dengan sambutan pidato politik Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.


PDIP Gelar Rakernas di Sekolah Kader, Ganjar hingga Pramono Anung Sudah Hadir

3 hari lalu

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah), Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani (kedua kiri), Muhammad Prananda Prabowo (kedua kanan), Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (kiri) berfoto bersama dengan para wartawan peliput Rakernas II PDI Perjuangan di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis, 23 Juni 2022. Megawati Soekarnoputri  berfoto bersama wartawan yang tengah meliput Rakernas II PDI Perjuangan selama 3 hari sebelum melakukan penutupan rakernas. TEMPO/M Taufan Rengganis'
PDIP Gelar Rakernas di Sekolah Kader, Ganjar hingga Pramono Anung Sudah Hadir

Rakernas ketiga ini akan membahas agenda strategis calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo.


Polri Wacanakan Polisi RW, Begini Respons Politikus NasDem dan PKS

3 hari lalu

Sejumlah anggota Komisi III DPR RI saat mengikuti rapat dengar pendapat Komisi III DPR RI dengan Komnas HAM dan LPSK di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 22 Agustus 2022. Rapat tersebut membahas mengenai kasus penembakan Brigadir J yang melibatkan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. TEMPO/M Taufan Rengganis
Polri Wacanakan Polisi RW, Begini Respons Politikus NasDem dan PKS

Menjelang Pemilu, wacana Polisi RW menjadi sensitif.